Aci Sasih Ketiga dan Masabatan Biu di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad

I Wayan Ardika, I Made Suastika, I Gde Parimartha

ISBN : 978-602-294-243-6 Published : 2017

Abstrak

Desa Adat Tenganan Dauh Tukad di Kecamatan Manggis, Karangasem merupakan salah satu desa di Bali yang memiliki tradisi atau warisan budaya yang sangat unik. Salah satu warisan budaya tersebut adalah upacara Aci Ketiga dan Masabatan Biu. Aci Ketiga adalah upacara yang dilakukan pada bulan ke-tiga menurut kalender setempat yang jatuh sekitar bulan Mei. Hal ini disebabkan, sasih Kasa atau bulan pertama dalam sistem kalender desa Tenganan Dauh Tukad dimulai sekitar bulan Maret.

Aci Ketiga adalah upacara yang dilakukan di Pura Bale Agung desa setempat. Pada rangkaian upacara tersebut dilakukan Masabatan Biu atau saling melempar pisang antara Saya (ketua Sekaa Teruna atau organisasi pemuda tradisional di Desa Tenganan Dauh Tukad) dan anggota Sekaa Teruna. Saya adalah pemuda yang paling senior atau tertua yang tercatat sebagai anggota organisasi pemuda tradisional di desa tersebut. Seseorang yang paling tua atau senior dalam perkumpulan tradisional pemuda (Sekaa Teruna) di desa Tenganan Dauh Tukad secara otomatis menjadi Saya. Seorang Saya bertugas sebagai pimpinan dan sekaligus pembantu umum Sekaa Teruna untuk mempersiapkan upacara Aci Ketiga di Pura Bale Agung. Saya bertugas memberitahu Roban atau ibu-ibu para anggota Sekaa Teruna untuk mempersiapkan perlengkapan atau sesajen yang diperlukan dalam upacara di Pura Bale Agung. Seorang Saya juga bertugas memimpin anggota sekaa Teruna untuk Ngalang atau mencari bahan-bahan seperti buah kelapa, pisang, pinang dan keperluan upacara lainnya di ladang/kebun milik masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad. Masyarakat atau pemilik kebun/ladang secara sukarela mengizinkan dengan tulus iklas kepada Sekaa Teruna untuk memetik hasil kebun mereka guna memenuhi kebutuhan upacara di Pura Bale Agung, dan sekaligus sebagai rasa hormat dan bakti kepada Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.

Pada saat Aci Ketiga juga dilakukan Masabatan Biu atau saling melempar pisang di antara Sekaa Teruna dengan Saya yang akan mengakhiri masa jabatannya, untuk selanjutnya digantikan oleh Panampih atau wakil Saya. Pejabat Saya yang digantikan berpeluang menjadi Khan atau pimpinan desa Adat Tenganan Dauh Tukad. Upacara Masabatan Biu dilakukan setiap tahun sebagai penanda pergantian Saya dan promosi Panampih untuk menduduki jabatan Saya di Desa Tenganan Dauh Tukad.

Upacara Masabatan Biu yang berlangsung sekitar 20 menit, berawal dari Pura Dalem Majapahit dan berakhir di pura Bale Agung. Para Sekaa Teruna yang melempari Saya dengan pisang (Masabatan Biu), juga bertugas memikul kelapa dan pisang hasil Ngalang untuk dipersembahkan di Pura Bale Agung.

Setelah upacara Masabatan Biu berakhir dilanjutkan dengan Magibung atau makan bersama di Pura Bale Agung. Sekaa Teruna mengundang anak-anak atau remaja yang menjadi calon Sekaa Teruna (Srepaa) untuk Magibung dengan suguhan kue pisang dicampur dengan kelapa parut dan kue tradisonal lainnya. Para remaja ini dikenal dengan Srepaa atau calon Sekaa Teruna yang akan dilantik/ditetapkan menjadi anggota Sekaa Teruna pada upacara Sambah saat Sasih Kelima sekitar bulan Juli tahun ini.

Magibung juga dilakukan oleh Roban (ibu-ibu Sekaa Teruna), sekaa gambang (gamelan tradisional dari bilah bambu dan besi), dan Pecalang atau petugas keamanan desa. Mereka ini mempersiapkan, membantu dan ikut menyukseskan upacara Aci Ketiga di Pura Bale Agung. Magibung juga dilakuk,in oleh Sekari Teruna Desa Tenganan Dauh Tukad yang berlintlak sebagai tuan

rumah.

Upacara Aci Ketiga ditutup pada sore hari dengan acara Nyubak dan melakukan persembahyangan bersama. Upacara Nyubak dilakukan dengan menghaturkan sesajen yang telah disiapkan oleh Roban untuk dibawa keliling mengitari Pura Bale Agung sebanyak tiga kali. Setelah acara Nyubak ditutup dengan persembahyangan bersama oleh krama atau penduduk Desa Tenganan Dauh Tukad. Upacara Nyubak juga bisa dilakukan oleh individu yang kebetulan membayar kaul di pura Bale Agung.

Penduduk desa Tenganan Dauh Tukad dalam setahun melakukan 52 kali upacara sesuai dengan kalender atau penanggalan setempat (lihat jadwal acilusaba Desa Adat Tenganan Dauh Tukad 2017 terlampir). Upacara atau aci diawali pada sasih kasa atau bulan pertama menurut penanggalan setempat yang terjadi sekitar bulan Maret. Upacara atau aci tersebut dilakukan setiap bulan hingga bulan ke dua belas atau sasih Sadha. Seperti telah disebutkan di depan, Aci Ketiga adalah upacara yang d ilakukan pada bulan ke tiga menurut kalender atau penanggalan setempat, sekitar bulan Mei.