INFO NEURO : NYERI KEPALA DAN CT-SCAN KEPALA

21/07/2022 Views : 1403

Ni Putu Ayu Putri Mahadewi




Seorang pasien wanita berusia 20 tahun datang ke UGD tengah malam, mengeluhkan nyeri kepala berat, terasa seperti mengikat disleuruh kepala hingga kaku tegnag ke pundak. Sebelumnya pasien mengerjakan tugas lebib dari 12 jam di depan komputer. Intensitas nyeri kepala ringan sedang. Pasien datang ke UGD merasa khawatir dengan nyeri kepala yang dialami dan meminta bantuan dokter untuk segera dilakukan pemeriksaan CT-Scan Kepala.



Pasien dengan keluhan nyeri kepala sering bertanya kepada dokter yang memeriksa,


"APAKAH SAYA PERLU CT-SCAN KEPALA?"

 


Konsensus Nasional Penatalaksanaan Nyeri tahun 2019 menyebutkan bahwa nyeri adalah suatu pengalaman sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan akibat kerusakan tersebut. Sefalgia atau nyeri kepala merupakan rasa nyeri yang dirasakan diatas garis orbitomeatal dan belakang kepala, tidak termasuk nyeri di area orofasial, seperti hidung, sinus, rahang dan telinga. Nyeri kepala muncul akibat terangsangnya organ peka nyeri baik yang berlokasi di intrakranial (didalam tulang kranium) dan ektrakranial.

            Nyeri kepala lebih banyak dialami oleh wanita dan keluhan Neurologis yang umum dialami masyarakat. Sebesar 5% pasien yang datang ke UGD mengalami nyeri kepala.

Nyeri kepala dengan Red Flag adalah suatu kondisi nyeri kepala dengan gejala penyerta yang berbahaya dan perlu diwaspadai serta membutuhkan pemeriksaan penunjang yang lebih canggih seperti CT-Scan kepala. Dibawah ini adalah gejala Red Flag yang dituliskan dalam Singapore Medical Journal (2018) yaitu :


·    Systemic symptoms atau nyeri kepala dengan gejala sistemik seperti demam, myalgia dan penurunan berat badan, perlu disingkirkan kemungkinan kondisi metastase (penyebaran tumor ke otak) dan infeksi otak.


·    Neurological symptoms atau deficits yaitu nyeri kepala disertai gejala Neurologis atau defisit neurologis seperti kelemahan separuh tubuh, wajah asimetris, suara pelo/ cadel dan lainnya, perlu disingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti stroke, ensefalitis (infeksi otak).


·       Older Age yaitu onset nyeri kepala terjadi pada usia > 50 tahun.


·    Thunderclap headache yaitu nyeri kepala yang sangat berat, terberat selama hidup pasien.


·      Positional yaitu nyeri kepala yang dipengaruhi oleh posisi tubuh pasien.


·      Precipitated by Valsava yaitu kondisi nyeri kepala yang memberat dengan aktivitas tertentu seperti bersin, batuk atau mengedan.


·      Progressive headache yaitu nyeri kepala yang kronis progresif, nyeri kepala yang semakin lama semakin memberat. Nyeri kepala kronis dialami pasien lebih dari 3 bulan.


·      Nyeri kepala dengan tanda peningkatan tekanan intrakranil yaitu muntah menyemprot, kelemahan separuh tubuh, pingsan atau kejang.


·      Nyeri kepala dengan riwayat trauma kepala.


Nyeri kepala merupakan gejala neurologis yang umum dialami pasien. Data penelitian hingga saat ini nyeri kepala tipe tegang adalah yang tersering, seperti yang dialami oleh ilustrasi kasus pasien diawal tulisan ini. Nyeri kepala tipe tegang atau Tension Type Headache merupakan nyeri kepala primer, ditandai dengan lokasi nyeri kepala diseluruh kepala hingga kepala belakang dan leher atau pundak, dirasakan tegang, tertekan, kaku, mengikat, dan nyeri dengan intesitas sedang hingga berat. Kondisi ini tidak disertai gejala penyerta lainnya.

            Pasien atau masyarakat yang mengalami nyeri kepala disarankan untuk berkonsultasi secara langsung kepada dokter untuk memastikan kondisi dan menentukan dari hasil pemeriksaan apakah selanjutnya membutuhkan pemeriksaan CT-Scan kepala atau tidak.