Realizing Financially Intelligent Gen-Z to Face the Era of Society 5.0
13/09/2021 Views : 216
I Gusti Made Suwandana
Generasi Z memiliki peran yang semakin kompleks di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat. Kedepannya, kita akan memasuki era Society 5.0, dimana masyarakat diharapkan dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0. Perkembangan zaman dan kompleksitas peran ini tentunya sejalan dengan kebutuhan generasi z yang beragam serta meningkatkan biaya hidup. Biaya hidup sehari-hari yang tidak sedikit mengakibatkan perjuangan lebih dalam mempersiapkan masa depan. Hal ini mencakup kebutuhan dasar (basic needs) dan ada hubungannya dengan gaya hidup (life style) para kaum muda.
Dibandingkan dengan orang-orang jangka panjang, generasi z menghabiskan banyak uang untuk hal-hal jangka pendek, seperti makan dan membeli pakaian. Fakta ini terkonfirmasi dalam survei “Future of Money” yang dilakukan bekerja sama dengan Luno dan Dalia Research (2019) yang menyatakan bahwa sekitar 69 persen anak muda di Indonesia tidak memiliki strategi investasi. Survei tersebut menunjukkan bahwa meskipun mayoritas dari mereka menetapkan anggaran bulanan secara ketat, mereka tidak mengeluarkan uang untuk investasi. Jika kita terus menjalankan tata kelola keuangan yang kurang baik, apakah generasi muda Indonesia punya harapan untuk mencapai financial independence?
Oleh karena itu, diperlukan penganggaran yang baik dan juga mampu memastikan bahwa strategi keuangan tersebut tepat digunakan dalam segala situasi. Selain perencanaan keuangan yang cermat baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang–investasi awal, pendanaan darurat, pendidikan anak, pensiun yang layak dan kehidupan tanpa cicilan–asuransi adalah bagian penting dari proses menuju cerdas finansial, dan proses ini sering diabaikan. Orang-orang terlalu sibuk menabung dan tidak memiliki simpanan finansial yang cukup, tetapi mereka tidak dapat melindungi diri dari risiko di masa depan yang dapat segera menghabiskan simpanan ini.
Keberhasilan pengelolaan keuangan dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut. Pertama, menentukan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan ini dapat dibubuhkan dalam suatu catatan kecil atau disimpan dalam pikiran dan dikukuhkan menjadi mindset. Perencanaan sejak dini dapat memberikan pola pengeluaran atas pendapatan yang dihasilkan. Ketika memperoleh pendapatan, perencanaan keuangan wajib dilakukan berdasarkan prioritas. Triknya adalah dengan menerapkan rumus 40-30-20-10 dalam rencana keuangan Anda. Anggaran kebutuhan harian sebesar 40 persen, kebutuhan sosial sebesar 30 persen, anggaran investasi dan tabungan sebesar 20 persen, dan anggaran kebutuhan investasi sebesar 10 persen. Tabungan, investasi, asuransi kesehatan, dan asuransi pensiun adalah empat komponen wajib yang harus dimasukkan dalam rencana keuangan jangka panjang. Akan lebih baik semua direncanakan sejak dini untuk menghindari gagal finansial di masa mendatang utamanya untuk generasi z. Kedua, menentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Jumlah dana ini semacam anggaran tetapi sifatnya terbatas hanya untuk diri sendiri serta fleksibel untuk beberapa kondisi. Dengan dibuatnya anggaran akan memudahkan dalam mengatur pengeluaran yang tidak penting. Ketiga, perlu menetapkan tenggat waktu guna memantau kemajuan pengelolaan keuangan. Pengunaan timeline ini semata-mata hanya sebagai tolak ukur keberhasilan proses perencanaan keuangan. Walaupun financial plan sudah sempurna, generasi muda tetap tidak boleh melupakan dana darurat yang disiapkan untuk situasi tak terduga yang mungkin saja terjadi dimasa depan, terutama dimasa pandemi saat ini.