MENGENAL TES RUMPEL-LEEDE ATAU TOURNIQUET
16/06/2023 Views : 198
I Made Yullyantara Saputra
Infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus dimana nyamuk ini juga menularkan demam chikungunya. Infeksi dengue akan membuat penderitanya mengalami nyeri hebat, bahkan seluruh tulang dan persendian seakan-akan terasa patah. Jika tidak ditangani dengan baik, infeksin dengue bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Di Indonesia sendiri, menurut data Kementerian Kesehatan tahun tahun 2022, 38 persen penderita dengue berusia sekitar 5-14 tahun dengan angka kematian mencapai 754 orang. Kebanyakan kasus tersebut terjadi akibat komplikasi yang menyebabkan kerusakan organ, seperti hati, jantung dan paru. Berbagai pemeriksaan dapat digunakan untuk mengetahui infeksi dengue, salah satu pemeriksaan yang paling sederhana adalah test Rumple Leede.
Pemeriksaan Rumpel-Leede, juga dikenal sebagai tes torniquet atau tes Hess, adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan diagnosis demam dengue yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO).1 Tes ini merupakan penanda fragilitas dinding kapiler dan fungsi platelet, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi kecenderungan perdarahan kapiler yang mungkin terjadi pada pasien yang diduga menderita demam dengue.2 Hal ini dapat terjadi karena virus dengue menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat menginduksi perdarahan di bawah kulit. Pemeriksaan dilakukan menggunakan manset sphygmomanometer dengan ukuran yang sesuai pada lengan atas pasien (menutupi 2/3 lengan atas). Manset dikembangkan hingga titik tengah antara tekanan sistolik dan diastolik pasien, kemudian dibiarkan mengembang selama 5 menit. Setelah itu, tekanan manset dilepas lalu jumlah titik perdarahan (petekie) pada fossa antecubital lengan yang diperiksa dihitung.1,2
Interpretasi hasil tes Rumpel-Leede didasarkan pada jumlah petekie yang muncul pada kulit pasien setelah pemberian tekanan. Petekie adalah bintik-bintik kecil berwarna merah yang muncul akibat perdarahan kecil di bawah kulit (Gambar 1). Hasil dikatakan negatif apabila tidak ada atau hanya beberapa petechiae yang muncul, dan dikatakan positif jika muncul ³10 petekie/inci persegi. Pada dengue dengan manifestasi perdarahan (klasifikasi dahulu DHF, saat ini dengue dengan warning sign) biasanya memberikan hasil definite positive apabila muncul ³20 petekie/inci persegi.1–3
Gambar 1. Petekie pada fossa antecubital pada pemeriksaan Rumpel-Leede4
Namun, berdasarkan penelitian meta-analisis yang melibatkan 16 studi menunjukkan kinerja diagnostik yang rendah, dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas berturut-turut sebesar 58% (95% interval kepercayaan [CI] 43-71%) dan 71% (95% CI 60-80%), walaupun terdapat tingkat bias publikasi yang signifikan.2 Hal yang sama juga didapatkan pada penelitian retrospektif dari lebih dari 28.000 tes tourniquet tidak menunjukkan adanya hubungan antara hasil tes dengan diagnosis akhir yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium atau tingkat keparahan demam berdarah.5
Sehingga, perlu diperhatikan bahwa tes Rumpel-Leede bukanlah satu-satunya kriteria untuk diagnosis demam dengue. Hasil yang negatif tidak dapat mengeksklusi diagnosis demam dengue pada pasien demam. Pemeriksaan ini harus digunakan bersamaan dengan evaluasi klinis dan hasil pemeriksaan lainnya, termasuk tes laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap dan tes serologi untuk mendeteksi antigen virus dengue atau antibodi yang terkait.6,7
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention, and control. Vol. 41. Geneva: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data; 2009. 1–144 p.
2. Grande AJ, Reid H, Thomas E, Foster C, Darton TC. Tourniquet test for dengue diagnosis: Systematic review and meta-analysis of diagnostic test accuracy. PLoS Negl Trop Dis. 2016;10(8):1–23.
3. WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrgic fever. Revised an. SEARO Technical Publication Series No. 60. New Delhi; 2011. 1–195 p.
4. CDC. Tourniquet Test. In: Dengue Clinical Case Management (DCCM). 2018. p. 24.
5. Furlan NB, Tukasan C, Estofolete CF, Nogueira ML, da Silva NS. Low sensitivity of the tourniquet test for differential diagnosis of dengue: An analysis of 28,000 trials in patients. BMC Infect Dis. 2016;16:1–7.
6. Mayxay M, Phetsouvanh R, Moore CE, Chansamouth V, Vongsouvath M, Sisouphone S, et al. Predictive diagnostic value of the tourniquet test for the diagnosis of dengue infection in adults. Trop Med Int Heal. 2011;16(1):127–33.
7. Iqtadar S, Mumtaz S, Abaidullah S. Specificity of hess test as a marker of DHF. Ann King Edward Med Univ. 2013;19(2):170–3.