PENATALAKSANAAN KEJANG PADA KEJANG DEMAM

28/08/2023 Views : 123

I Made Karma Setiyawan

Pengelolaan kejang demam terbagi menjadi tiga fase, yaitu saat kejang, setelah kejang, dan pencegahan konvulsi jangka panjang menggunakan obat antikonvulsan. Penanganan sesuai dengan algoritma status epilepsi dilakukan pada fase saat kejang.1 Dalam penanganan kejang di rumah, diazepam dapat diberikan melalui rektal dengan dosis 5 mg untuk pasien berat badan di bawah 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg. Pemberian diazepam ini dapat dilakukan maksimal 2 kali dengan selang waktu 5 menit, dan penanganan di rumah membutuhkan waktu total 10 menit. Jika kejang tidak berhenti setelah penanganan di rumah dan pasien harus dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD), diazepam dapat diberikan melalui infus intravena (IV) dengan dosis 0,2-0,5 mg/kg berat badan secara perlahan dengan kecepatan 2 mg per menit, dengan dosis maksimal 10 mg. Sebagai alternatif, midazolam dapat diberikan melalui intrabukal atau injeksi intramuskular (IM) dengan dosis 0,2 mg/kg berat badan hingga maksimal 10 mg. Penanganan di IGD membutuhkan waktu 10 menit. Jika kejang masih berlanjut setelah 10 menit perawatan di IGD, fenitoin dapat diberikan melalui infus IV dengan dosis 20 mg/kg berat badan yang diencerkan dalam 50 mL larutan NaCl 0,9%. Pemberian fenitoin dilakukan dengan kecepatan 2 mg/kg berat badan per menit, hingga dosis maksimal 1000 mg. Waktu penanganan total adalah 20 menit. Sebagai alternatif, fenobarbital dapat diberikan melalui infus IV dengan kecepatan 10-20 mg/kg berat badan per menit, dengan dosis maksimal 1000 mg. Fenobarbital digunakan jika fenitoin tidak berhasil, dan waktu penanganan total adalah 30 menit. Jika setelah 30 menit kejang masih berlanjut, pasien diklasifikasikan sebagai status epileptikus refrakter dan harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Di ICU, dapat diberikan IV bolus midazolam (100-200 mcg/kg berat badan), propofol (1-3 mg/kg berat badan), atau pentobarbital (5-15 mg/kg berat badan) sebagai "knock-down" untuk menghentikan kejang.1,2 Profilaksis jangka panjang untuk kejang demam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu antikonvulsan intermiten dan antikonvulsan kontinyu atau rumatan. Pada 48 jam pertama setelah demam, dilakukan pemberian antikonvulsan intermiten. Profilaksis ini dilakukan dengan memberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3 mg/kg berat badan per kali pemberian, atau melalui rektal dengan dosis 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan < 12 kg dan 10 mg untuk berat badan ≥ 12 kg) setiap delapan jam, dengan dosis maksimum 7,5 mg per kali pemberian. Pengobatan rumatan hanya diberikan pada kasus yang terpilih dan dalam jangka pendek. Beberapa obat yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kg berat badan per hari yang dibagi menjadi dua dosis, dan fenobarbital dengan dosis 3-4 mg/kg berat badan per hari yang dibagi menjadi dua dosis. Terapi ini dilanjutkan selama satu tahun setelah pasien bebas dari kejang, kemudian secara bertahap dihentikan selama satu hingga dua bulan.1,2 Indikasi untuk pengobatan rumatan ini tergantung pada kondisi pasien sebagai berikut: 1. Kejang fokal 2. Kejang durasi >15 menit 3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis. Daftar Pustaka 1. UKK Neurologi. Rekomendasi penatalaksanaan trauma kepala. Dalam: Mangunatmadja I, Handryastuti S, Dewi MR, penyunting. Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam. 2016. Jakarta : IDAI. 2. UKK Neurologi. Konsensus penatalaksanaan kejang demam. Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S, penyunting. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006.