OVERVIEW PENGOBATAN EPILEPSI PADA ANAK

28/08/2023 Views : 558

I Made Karma Setiyawan

Tujuan utama pengobatan epilepsi adalah membuat penderita epilepsi terbebas dari serangan epilepsinya. Serangan kejang yang berlangsung mengakibatkan kerusakan sampai kematian sejumlah sel-sel otak. Apabila kejang terjadi terus menerus maka kerusakan sel-sel otak akan semakin meluas dan mengakibatkan menurunnya kemampuan intelegensi penderita. Karena itu, upaya terbaik untuk mengatasi kejang harus dilakukan terapi sedini dan seagresif mungkin. Pengobatan epilepsy dikatakan berhasil dan penderita dinyatakan sembuh apabila serangan epilepsi dapat dicegah atau dikontrol dengan obatobatan sampai pasien tersebut 2 tahun bebas kejang. Secara umum ada beberapa terapi epilepsi, yaitu (Yasuhara, 2013) : 1) Terapi medikamentosa Merupakan terapi lini pertama yang dipilih dalam menangani penderita epilepsi yang baru terdiagnosa. Jenis obat anti epilepsi (OAE) baku yang biasa diberikan di Indonesia adalah obat golongan fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, dan asam valproat. Obat-obat tersebut harus diminum secara teratur agar dapat mencegah serangan epilepsi secara efektif. Walaupun serangan epilepsi sudah teratasi, penggunaan OAE harus tetap diteruskan kecuali ditemukan tanda-tanda efek samping yang berat maupun tanda-tanda keracunan obat. Prinsip pemberian obat dimulai dengan obat tunggal dan menggunakan dosis terendah yang dapat mengatasi kejang. 2) Terapi bedah Merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan memotong bagian yang menjadi fokus infeksi yaitu jaringan otak yang menjadi sumber serangan. Diindikasikan terutama untuk penderita epilepsi yang kebal terhadap pengobatan. Terapi nutrisi berupa diet ketogenik dianjurkan pada anak penderita epilepsi. 3). Terapi Nutrisi Walaupun mekanisme kerja diet ketogenik dalam menghambat kejang masih belum diketahui secara pasti, tetapi ketosis yang stabil dan menetap dapat mengendalikan dan mengontrol terjadinya kejang. 4). Terapi Sel Punca Obat anti-epilepsi yang tersedia saat ini (AED) hanya memberikan pengobatan secara simtomatik dan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit. Selain itu, persentase yang signifikan (30%) pasien dengan Temporal Lobe Epilepsy (TLE) tidak berespon terhadap obat anti epilepsi. Pengobatan epilepsi yang umum adalah dengan mencegah terjadinya kejang, dan tidak ada terapi yang benar-benar efektif dalam mencegah epileptogenesis. Neuropeptida Y (NPY) adalah agen antikonvulsan yang ada di otak manusia yang sehat. Jumlah neuropeptida Y (NPY) yang ditemukan pada pasien epilepsi berjumlah sangat sedikit. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh American Society Epilepsy, ditemukan bahwa NPY berhubungan dengan pengaturan listrik di otak (Kisk, 2011). DAFTAR PUSTAKA Kishk, N., Abokrysha, N. 2011. Stem Cell in Neurological Disorders [cited 2017 August 17]. Available from http://www.intechopen.com/books/stem- cells-in-clinic-andresearch. Yasuhara, T., Agari, T., Kameda, M., Kondo, A., Kuramoto, S., Jing, M., Sasaki, T., Toyoshima, A., Sasada, S., Sato, K., Shinko, A., Wakamori, T., Okuma, Y., Miyoshi, Y., Tajiri, N., Borlongan, C.V., Date, I. 2013. Regenerative Medicine for Epilepsy: From Basic Research to Clinical Application. Int. J. Mol. Sci, 14:23391-23401.