PEMASARAN ONLINE UMKM DI BALI PADA ERA NEW NORMAL COVID-19
Dr. Ni Wayan Ekawati, SE.,MM :Gede Bayu Rahanatha, SE.,MM : Ni Ketut Seminari, SE.,MSi
ISBN : 978-623-362-224-0 Published : 2021
Abstrak
Perkembangan
media sosial di masyarakat masih terus menjadi perbincangan. Media sosial yang
pemanfaatannya secara bijaksana akan sangat banyak memberikan manfaat. Terlebih
situasi new normal Covid-19 saat ini, menimbulkan perubahan perilaku manusia
pasca pandemi dimana manusia akan cenderung lebih membatasi sentuhan fisik. Strategi
pemasaran dengan memanfaatkan media sosial cukup efektif digunakan sebagai alat
pemasaran untuk memperkenalkan barang dan jasa yang ditawarkan. Media sosial
ini seolah-olah sudah menjadi keterikatan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Notabene situasi ini menungkinkan terciptanya e-WOM diantara penggunanya, dan dapat menjadi sarana persuasif
untuk mendorong pengguna melakukan niat pembelian. Namun, untuk itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan fenomena tersebut, apakah itu benar
terjadi.
Tujuan
penelitian ini adalah: a) menjelaskan
pengaruh keterikatan pemasaran media sosial terhadap sukses pemasaran online pada era new normal Covid-19, b) menjelaskan pengaruh keterikatan pemasaran media sosial terhadap
keterikatan e-WOM dan pembelian
online c) menjelaskan pengaruh keterikatan e–WOM dan pembelian online
terhadap sukses pemasaran online, d) menjelaskan peran keterikatan e-WOM dan pembelian online sebagai
mediasi hubungan antara keterikatan pemasaran media social terhadap sukses
pemasaran online.
Penelitian
dilakukan pada seluruh kabupaten di Bali, menggunakan sampel 210 responden
dengan teknik analisis jalur (path
analysis). Hasil analisis diharapkan
dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh para produsen maupun pemasar, untuk
mampu menghadapi persaingan pada era new normal Covid-19 dan dapat
digunakan sebagai alternatif strategi mengembangkan bisnis. Sedangkan, bagi
pemerintah diharapkan menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan yang
mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi Bali pada era new normal Covid-19.