Journal article

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SHORTCUT DENPASAR-SINGARAJA

I Gusti Ngurah Putra Wijaya Nyoman Martha Jaya DEWA KETUT SUDARSANA

Volume : 10 Nomor : 1 Published : 2022, January

Jurnal Spektran

Abstrak

Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang aktif pada sektor pariwisata, fokus pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata ialah proyek Shortcut Denpasar - Singaraja. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif . Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, brainstorming dan survei. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 32 orang responden yang berkompeten dan berpengalaman pada proyek shortcut Denpasar - Singaraja. Penilaian dan penerimaan risiko berdasarkan standar Australia Standart/New Zealand Standart (AS/NZS) 4360:2004. Hasil penelitian terdapat 72 risiko yang teridentifikasi berdasarkan 4 sumber risiko. Hasil penilaian dan penerimaan risiko didapatkan 30 risiko dominan yang terdiri dari 27 ( 42%) tergolong risiko tinggi (high risk), dan 3 (5%) jenis risiko sangat tinggi (very high risk ). Risiko very high risk yaitu pekerjaan cut and fill tanah dengan risiko pekerja tertimbun longsoran tanah, pekerjaan beton dengan aktifitas pemasangan scaffolding dengan risiko terjatuh dari ketinggian dan pekerjaan erection beton girder yaitu pada aktifitas pemasangan box girder dengan risiko terpeleset hingga terjatuh dari ketinggian. Risiko kategori high riskpada pekerjaan persiapan terdapat 7 risiko , pekerjaan cut and fill terdapat 6 risiko , pekerjaan jembatan terdapat 13 risiko dan pada pekerjaan jalan terdapat 1 risiko yaitu terpeleset hingga terjatuh dari ketinggian pad a saat perataan tanah dan pemasangan rumput. Terdapat 75 tindakan mitigasi untuk risiko dominan antara lain melakukan safety induction seminggu sekali dengan memberikan penjelasan sebelum dimulai semua aktifitas, selalu memakai APD melakukan pemeriksaan terhadap kekuatan dan ketegakan scaffolding , serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan metode kerja secara benar.Alokasi kepemilikan risiko (risk ownership ) yaitu jabatan safety berada di urutan pertama (57%), dilanjutkan dengan site manager (23%) dan jabatan supervisor civil (20%).