Journal article
Variasi Pelafalan Bunyi Afrikat Bahasa Jepang oleh Penutur Berlatar Belakang Bahasa Bali
Ni Putu Candra Lestari I NYOMAN SUPARWA
Volume : 48 Nomor : 25 Published : 2018, March
Jurnal Linguistika
Abstrak
Penelitian ini bettujuan untuk mengetahuivariasi pelafalan bunyi afrikat bahasa Jepang oleh penutur bahasa Jepang berlantar belakang bahasa Bali. Variasi pelafalan dianalisis menggunakan teori fonologi generatif dengan bantuan fonetik akustik. Bunyi afrikat bahasa Jepang yang memiliki variasi pelafalan oleh penutur berlatar belakang bahasa Bali adalah bunyi afrikat alveolar [ts] dan [dz]. Bunyi afrikat alveolar tidak bersuara [ts] seperti pada kata tsuki 'bulan', atsui 'panas', dan matsu 'menunggu' divariasi menjadi tiga varian bunyi yaitu frikatif alviolar tidak bersuara [s], afrikat palatal tidak bersuara [c], dan afrikat alveolar tidak bersuara [ts]. Bunyi afrikat alveolar bersuara [ds] seperti pada kata zannen 'sayangnya, zenzen 'tidak sama sekali', douzo 'silakan' divariasi menjadi empat varian bunyi yaitu bunyi afrikat alveolar tidak bersuara [s], bunyi afrikat alveopalatal bersuara [j], bunyi afrikat alveolar bersuara [dz], bunyi frikatif alveolar bersuara [z]. Variasi bunyi itu terjadi pada ciri tempat artuikulasi dan cara artikulasi oleh penutur berlatar belakang bahasa Bali. Cara artikulasi afrikat alveolar [ts, dz] disesuaikan dengan cara artikulasi frikatif [s] seperti pada bahasa Bali. Tempat artikulasi bunyi afrikat alveolar [ts, dz] dilafalkan di tempat artikulasi palatal [c] dan alveopalatal [j] mendekati bunyi bahasa Bali. Variasi bunyi afrikat alviolar pada tahan frikatif terjadi pada penutur dengan kemampuan bahasa Jepang dasar, dan variasi pada tahap afrikat terjadi pada penutur dengan kemampuan bahasa Jepang menengah, dan variasi afrikat alveolar yang hampir menyamai penutur asli bahasa Jepang adalah penutur dengan kemampuan tingkat lanjut.