COVID-19 disease dynamics and modelling scenarios in Bali
15/06/2020 Views : 761
I Md. Ady Wirawan
Dinamika Penyakit, dan Pemodelan Skenario COVID-19 di Bali
Covid-19 telah menjadi masalah global dan juga ancaman utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Bali adalah salah satu daerah di Indonesia dengan risiko penularan cukup tinggi dilihat dari jalur perjalanan antar negara dan antar provinsi utamanya dari daerah terdampak Covid-19. Dari saat pertama kali ditemukan hingga tanggal 12 April 2020 telah terdapat 81 kasus yang didominansi oleh kasus impor pekerja migran Indonesia (PMI) dan impor lokal dari daerah terjangkit. Bali perlu menyiapkan diri untuk menghadapi ekskalasi kasus terutama kesiapan kapasitas layanan kesehatan, mengingat 15-20 persen kasus akan memerlukan perawatan di RS dan 5% diantaranya akan membutuhkan perawatan intensif termasuk ventilator. Pemodelan akan memberikan gambaran prediksi perkembangan kasus dan memungkinkan pemegang kebijakan melakukan perencanaan yang sesuai.
Tujuan dari pemodelan yang kami lakukan adalah untuk mensimulasikan perkembangan epidemi Covid-19 di Bali dalam situasi sebenarnya (tanpa intervensi), mensimulasikan dampak intervensi kebijakan yang telah dijalankan selama ini terhadap perkembangan epidemi Covid-19 di Bali berdasarkan perkembangan satu bulan kasus sejak diumumkan, menggambarkan kesiapan kapasitas pelayanan kesehatan dari jumlah tempat tidur biasa dan ICU di RS yang tersedia di Bali, dan menyusun masukan terhadap pengambil kebijakan dari hasil pemodelan epidemi Covid-19 di Bali. Kami menggunakan metode SEIR (Susceptible, Exposed, Infected, and Recovered) menggunakan software statistik R.
Beberapa konsep yang perlu dipahamai adalah sebagai berikut. Ro atau angka reproduksi dasar adalah istilah matematika yang menggambarkan seberapa menular suatu penyakit infeksi. Secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah kasus yang dihasilkan oleh satu kasus secara rata-rata selama periode menularnya, berlaku dalam populasi yang sebelumnya tidak terinfeksi (tidak kebal), literature menyebut Ro Covid-19 adalah 2-2,5. Re atau angka reproduksi efektif adalah istilah matematika yang menggambarkan seberapa menular suatu penyakit infeksi, setelah adanya intervensi. Waktu penggandaan adalah waktu rata rata yang diperlukan untuk terjadinya penggandaan jumlah kasus pada kejadian penyakit infeksi di masyarakat. Situasi Indonesia saat analisis ini dibuat adalah sekitar 8 hari. Pemodelan dimulai sejak hari pertama kasus diumumkan ke publik, yaitu tanggal 11 Maret 2020.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perkiraan situasi sebenarnya saat ini, kalau Ro=2,0 dan waktu penggandaan jumlah kasus: 9,3 hari, sekitar 3.846 mengalami infeksi ringan, dan sekitar 4.286 terpapar tanpa gejala. Dengan menggunakan data 1 bulan (31 hari) sejak diumumkan kasus pertama, dimana 75 kasus konfirmasi, 67 (89,3%) adalah imported cases, maka estimasi rata-rata Re adalah 1,4, artinya 1 pasien menularkan ke 1,4 orang lainnya.
Perbandingan situasi Bali dengan skenario Ro =2 menunjukkan bahwa jumlah kasus saat fase puncak adalah sekitar 71.125 orang, pada hari ke 86, dan dengan situasi Bali saat ini dengan Re =1.4, maka jumlah kasus saat fase puncak diperkirakan bisa berkurang menjadi sekitar 22.340 orang, pada hari ke 119. Hal ini setara dengan Bali sudah menerapkan program pencegahan sekitar 30% lebih baik dari pencegahan standar.
Skenario terburuk jika situasi berlanjut, adalah dengan situasi jumlah tempat tidur (TT) rumah sakit yang saat ini 6.948 (1,62 per 1000 penduduk), dan asumsi bed occupancy rate 60% atau hanya tersedia 2780 TT, dan jika ICU dikosongkan terdapat sekitar 446 (0.1 per 1000), maka pada puncak kasus berat yang diperkirakan pada hari ke 132, jumlah TT yang diperlukan adalah 6.105 TT. Jumlah kasus kritis yang perlu ICU saat fase puncak (30% dari kasus berat) adalah sekitar 1.831 orang.
Kesimpulan dari pemodelan yang kami lakukan adalah, intervensi kebijakan yang ada saat ini telah mampu memberikan dampak pada penurunan Re Covid-19 di Bali menjadi 1,4 dengan waktu penggandaan lebih panjang. Meskipun intervensi Bali lebih baik 30% dibanding standar tetapi tanpa meningkatkan intensitas intervensi dalam sekala yang lebih besar maka kapasitas layanan kesehatan tidak akan cukup menangani kasus Covid-19 yang memerlukan perawatan di RS dan khususnya di ICU. Dengan kata lain health care system terancam kolaps. Diperlukan upaya serius untuk meningkatkan intervensi pencegahan Covid-19 dan menyiapkan semaksimal mungkin sistem pelayanan kesehatan di Bali.
Saran yang dapat kami berikan adalah kebijakan pemerintah untuk memperketat social-physical distancing, bisa mempertimbangkan kemungkinan penerapan PSBB. Meningkatkan kapasitas tes dengan PCR untuk menjaring lebih banyak kasus, lebih masif melakukan penelusuran kontak, dan diikuti upaya isolasi dan karantina yang ketat. Perketat pintu masuk udara dan laut, pencegahan maksimal kemungkinan impor dari zona merah lain, dan jika memungkinkan skrining dan karantina. Promosi kesehatan lebih gencar hingga ke tingkat desa/banjar terkait pentingnya protokol kesehatan cuci tangan, penggunaan masker, dan jaga jarak. Mengurangi penularan di fasilitas kesehatan dengan menjamin tersedianya alat pelindung diri (APD) standar untuk tenaga kesehatan dari layanan primer sampai rujukan.
Menyiapkan tempat tidur perawatan untuk antisipasi, selain juga antisipasi beban kolateral dengan penyakit lain (demam berdarah, penyakit kardiovaskular, diabetes, dll). Salah satu alternatif adalah menyiapkan RS lapangan, menyiapkan ICU atau ventilator yang cukup untuk mencegah kematian. Menyusun tingkatan RS rujukan Covid-19 yang ada saat ini sesuai dengan tingkat kapasitas teknologi pendukung dan SDM kesehatan yang dimiliki, merancang alur dan prosedur, dan disosialisasikan dengan baik. Hal yang penting juga dilakukan adalah memetakan ketersediaan tenaga kesehatan dengan kualifikasi khusus yang dibutuhkan untuk layanan Covid-19 dan memobilisasinya secara efektif untuk pelayanan Covid-19 di Bali.
----
I Md Ady Wirawan dan Pande Putu Januraga
Departemen KMKMP FK Unud
----
*Tulisan ini adalah versi populer dari publikasi kami di jurnal, dengan judul:
Forecasting COVID-19 Transmission and Healthcare Capacity in Bali, Indonesia | J Prev Med Public Health. 2020;53 (3): 158-163.
Publication Date (Web): 2020 April 29 (Original Article) | DOI: https://doi.org/10.3961/jpmph.20.152