Journal article
PERILAKU TEKAN DAN LENTUR DINDING PASANGAN BATAKO TANPA PLESTERAN, DENGAN PLESTERAN DAN DENGAN PERKUATAN WIREMESH
Made Yani Anggreni I Ketut Sudarsana MADE SUKRAWA
Volume : 3 Nomor : 2 Published : 2015, July
Jurnal Spektran
Abstrak
Batako merupakan salah satu material dinding yang umum digunakan dalam praktek konstruksi, karena cukup mudah mendapatkannya dan harga yang relatif murah. Secara umum, masonry (dinding batako maupun bata) sangat baik menahan beban gravitasi, akan tetapi kurang baik dalam menerima beban geser seperti beban yang dihasilkan oleh gempa, seingga diperlukan suatu perkuatan berupa plesteran dan penambahan kawat (wiremesh) pada plesteran dinding pasangan. Atas beberapa permasalahan struktur rangka dinding pengisi, maka perlu dilakukan penelitian tentang mutu dinding pasangan untuk mengetahui perilaku lentur dan tekan dinding pasangan dengan perkuatan yaitu plesteran dan wiremesh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian dari laboratorium dengan membuat benda uji pasangan batako. Variasi dinding uji tekan yaitu 3 spesimen bervariasi berdasarkan orientasi pemasangan Tipe A (Horisontal), Tipe B (Vertikal) dan Tipe C (Diagonal), dan 3 spesimen bervariasi berdasarkan perlakuan tanpa plesteran (TP), dengan plesteran (DP), dengan perkuatan wiremesh (DPW). Variasi dinding uji lentur tegak lurus siar datar (LA) dan sejajar siar datar (LB). Pengujian dinding pasangan didapat pola retak yang terjadi pada benda uji tekan relatif sama, dimana retak awal dominan terjadi di daerah interface antara spesi dan batako. Kuat tekan dinding pasangan batako dengan plesteran memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan dinding pasangan batako dengan perkuatan wiremesh, hal ini disebabkan karena metode pemadatan yang kurang baik sehingga kinerja wiremesh kurang efektif. Nilai modulus elastisitas dinding pasangan batako Tipe C memiliki nilai yang paling besar, karena rambatan retak yang terjadi pada dinding Tipe C diperlambat oleh posisi pemasangan batako secara diagonal/miring sebesar 45o. Sedangkan rambatan retak yang pada Tipe A dan Tipe B terjadi secara vertikal di bagian interface antara spesi dan batako. Nilai kuat lentur benda uji yang tegak lurus siar datar (LTPA, LDPA, dan LDPWA) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kuat lentur benda uji yang sejajar siar datar (LTPB, LDPB dan LDPWB). Penambahan perkuatan wiremesh pada pembebanan tekan tidak memberikan kontribusi kekakuan yang cukup besar pada dinding pasangan. Sedangkan pada pengujian lentur, penambahan perkuatan wiremesh menghasilkan peningkatan nilai kuat lentur pada dinding pasangan batako. Kata Kunci: Dinding pasangan batako, kuat tekan, kuat lentur.