Kepadatan dan Kekuatan Tulang Sapi Bali Betina yang Dipelihara Masyarakat di Bali (THE DENSITY AND STRENGTH OF FEMALE BALI CATTLE BONE REARING BY BALINESE COMMUNITY)

ABSTRAK Sapi bali (Bos (Bibos) banteng) kerap mengalami patah tulang (fraktura) metakarpale, tulang femur atau tulang tibia-fibula. Penelitian ini bertujuan mengungkap kekuatan dan kepadatan tulang sapi bali betina yang menjadi penentu terjadinya patah tulang. Guna mengungkap kekuatan tulang sapi bali, unsur-unsur yang perlu didalami antara lain: kepadatan tulang, ketebalan kortikal tulang, diameter tulang, dan ketahanan tulang terhadap tekanan. Untuk mengetahui kepadatan tulang dilakukan dengan mengukur berat jenis tulang, ketebalan kortikal tulang, dilakukan dengan cara membelah tulang dengan menggergaji tulang tibia secara memanjang, kemudian diukur ketebalan dinding silinder tulang dengan menggunakan kaliper. Pengukuran ketahanan tulang terhadap tekanan dilakukan dengan cara membebani tulang dengan suatu bobot tertentu, hingga tulang patah atau retak, dan diukur pada pembebanan berapa tulang mengalamai patah. Hasil penelitian menujukkan bahwa rataan bobot jenis tulang tibia sapi bali betina adalah 1,95 g/mL, diameter tulang tibia adalah 26,45 mm, ketebalan kortikal tulang tibia pada bagian atas, tengah, bawah secara berututan adalah 5,50 mm, 6,25 mm, 5,35, dan uji kuat tekan tulang tibia adalah 9,26 pascal dengan rataan beban yang mampu disangga adalah 56,75 Newton dan rataan luas penampang tulang tibia adalah 6,05 cm2. Dalam penelitian ini telah berhasil diperoleh berat jenis tulang tibia sapi bali di samping diameter tulang, ketebalan kortikal tulang, dan kekuatan tulang terhadap tekanan. Diharapkan dari penelitian ini diperoleh gambaran kekuatan tulang sapi bali yang belum banyak dilaporkan, sehingga dapat memberi rekomendasi untuk perbaikan manajemen pemeliharaan sapi bali. Kata-kata kunci: sapi bali; kekuatan tulang; berat jenis tulang; kuat tekan tulang