Journal article

Infeksi Alami Canine Parvovirus pada Anjing Kintamani di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli, Bali

I GUSTI AYU AGUNG SUARTINI I Nyoman Suarsana Drhi. Indrawati Sendow, MSi Drh. Maratun Janah, MSi

Volume : 20 Nomor : 2 Published : 2019, June

jurnal Veteriner Udayana

Abstrak

Anjing kintamani adalah anjing ras asli Indonesia dan merupakan salah satu plasma nutfah yang dimiliki Provinsi Bali. Mortalitas anak anjing kintamani akibat infeksi canine parvovirus (CPV) mencapai 91% sehingga sangat penting untuk diketahui seroprevalensi infeksi CPV pada anjing Kintamani. Hingga saat ini belum ada laporan seroprevalensi infeksi CPV pada anjing kintamani di Desa Sukawana, yang merupakan habitat anjing Kintamani. Teknik pengambilan sampel dan pemilihan wilayah berdasarkan metode purposive sampling. Sampel serum diuji dengan metode Haemaglutination Inhibition (HI). Sampel dinyatakan positif jika serum memiliki titer yang sama atau lebih tinggi daripada titer serum referens (>64). Seroprevalensi dihitung berdasarkan jumlah sampel serum positif dibagi seluruh sampel serum yang diuji. Seroprevalensi antibodi antara hewan yang satu dengan lainnya dihitung menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 sampel yang diuji 67,1% positif memiliki antibodi terhadap CPV. Berdasarkan wilayah, seroprevalensi tertinggi di Banjar Sukawana (22,8%), anjing kintamani betina lebih tinggi seropositifnya yaitu (45,7%) dibandingkan anjing jantan (21%). Anjing kintamani umur 7-24 bulan memiliki seroprevalensi paling tinggi yaitu (27,1%). Berdasarkan distribusi dan frekuensi titer antibodi > 64 adalah 65,7%. Seropositif CPV dengan titer tinggi pada serum mengindikasikan virus parvo telah beredar secara alami dan menginfeksi anjing kintamani di empat dusun di Desa Sukawana. Kata-kata kunci: anjing kintamani; Canine parvovirus; seropositip; prevalensi