Journal article

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN PERSEPSI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) PADI DI KECAMATAN BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM

I Putu Eka Budi Antara I GUSTI AGUNG AYU AMBARAWATI I Ketut Suamba

Volume : 5 Nomor : 2 Published : 2017, October

Jurnal Manajemen Agribisnis

Abstrak

Kabupaten Karangasem merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang melaksanakan program pengelolaan terpadu padi, yang dikenal dengan nama GP-PTT. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi secara nasional untuk ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani dan untuk mengetahui persepsi petani terhadap program pengelolaan terpadu padi serta hambatan dalam penerapan program. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bebandem, Kabupaten Karangasem, dipilih secara purposif, karena daerah ini memperoleh proporsi tertinggi dari wilayah program untuk melakukan operasi dibandingkan dengan daerah lain. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian deskriptif dan pencarian publikasi. Uji t dengan dua sampel independen dilakukan untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani antara petani dengan program GP-PTT dan tanpa program. Persepsi petani terhadap program dianalisis secara deskriptif secara kualitatif melalui penggunaan skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani di bawah program GP-PTT adalah Rp 14.180.962,04 per hektar per musim tanam dengan rasio R / C 2,8. Di sisi lain, pendapatan petani untuk non program adalah Rp 14.095.526,91 dengan R / C 3,23. Hasil uji-t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua pendapatan tersebut. Persepsi petani terhadap program ini tergolong meragukan dengan skor 3,24. Hambatan teknis yang dihadapi petani adalah minimnya mesin tanam untuk mengikuti sistem legowo yang disarankan. Hambatan ekonomi yang dirasakan oleh petani adalah program ini menyebabkan kenaikan biaya tenaga kerja. Hal ini juga ditemukan pada sistem tanam dimana petani menghadapi kesulitan dalam menerapkan teknologi dugaan sistem legowo sementara petani terbiasa dengan sistem tegel. Untuk menindaklanjuti program GP-PTT, disarankan kepada pemerintah untuk mendukung petani secara terus menerus sampai mereka bersedia dan mampu menerapkan teknologi yang disarankan. Kata kunci: GP-PTT, pendapatan petani, rasio R / C, persepsi petani