Mengenal Obyek Kajian dalam Ilmu Arkeologi

30/07/2020 Views : 31483

Kadek Dedy Prawirajaya R

Banyak yang bertanya-tanya, apa sih arkeologi itu? Kemudian, apa saja sih yang dipelajari dalam ilmu arkeologi?. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan tersebut dilontarkan di kalangan masyarakat yang tentunya belum mengetahui apa itu arkeologi. Berbicara arkeologi tentu membawa kita ke masa lalu. Kenapa demikian? Karena kita ketahui pengertian dari arkeologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah kebudayaan manusia masa lampau melalui benda/materi yang ditinggalkan. Arkeologi sebelum menjadi ilmu, pada abad ke-15 (jaman Renaissance) khususnya di italia, beberapa orang senang mengoleksi benda-benda antik. Tak lama kemudian, di berbagai belahan dunia, terkenal beberapa orang yang senang mengoleksi benda-benda antik tersebut dan berlomba-lomba mencari dan menemukan benda antik tidak hanya di negaranya sendiri tetapi di negara lain.

Semakin berkembangnya jaman akhirnya arkeologi menjadi sebuah ilmu. Arkeologi sebagai ilmu khususnya di Indonesia tentu memiliki obyek dalam kajiannya. Lalu pertanyaannya, apa saja obyek kajian dalam ilmu arkeologi?. Ada beberapa obyek kajian dalam arkeologi, yaitu artefak, ekofak, fitur, situs, dan Kawasan.

Apa sih artefak itu? Artefak adalah semua benda tinggalan manusia masa lampau yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya tanpa merusak media fisiknya. Menurut fungsi/jenis pemakaiannya pada masyarakat masa lalu (artefak dalam arti luas) oleh “Lewis R. Binford” diklasifikasikan menjadi: ideofak, sosiofak, teknofak.

a.     Ideofak, yaitu artefak yang berhubungan dengan pemikiran terhadap hal-hal religius/ super natural/ idea/ abstrak. Misalnya: benda-benda pusaka, arca dewa, alat-alat upacara dll.

b.     Sosiofak: artefak yang berhubungan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. misalnya: sarkofagus, prasasti, singgasana, pakaian kebesaran, hiasan kebesaran seorang kepala suku dll.

c.     Teknofak, yaitu Artefak yang berhubungan dengan teknologi pencarian makanan dan mempertahankan hidup. Misalnya: alat berburu, alat pertanian, alat pengamanan, alat transformasi, peralatan rumah tangga, dll.

Dilanjutkan dengan ekofak, yaitu Benda-benda dari unsur lingkungan hidup yang berperan dalam kehidupan masyarakat masa lalu. Ekofak juga dibagi menjadi dua, yaitu biota dan abiota. Biota terdiri atas sisa-sisa manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sedangkan abiota terdiri atas tanah, air, dan udara.

Selanjutnya fitur, yaitu artefak yang tidak dapat dipindahkan atau tidak dapat dilepaskan dari matrixnya /tidak dapat dipindahkan tanpa merusak media fisik (matrix)nya. Fiture[feature] dapat dikatagorikan menurut:

1.     Bentuk, Fiture katagorikan menjadi;

    a. Simple Feature; bentuknya sangat sederhana hanya berupa lubang sampah atau tumpukan

         kulit-kulit kerang yang sengaja dibuang.

    b. Composite Feature; bentuknya complex dan kaya akan hiasan, susunannya sudah teratur dan rumit. Contohnya; candi-candi

 

2.     Terjadi, Fiture terbagi menjadi ;

a. Cummulative Feature; fiture ini terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu oleh pembuatnya. Tidak ada design dan peraturan-peraturan pembuatan. Contohnya; Goa tempat tinggal pada masa pra sejarah [rock shelter]. Pada Commulative Feature sifatnya bisa bertambah ,melebar (accretion) dan dapat juga berkurang, menyempit (substracted).

            b.Constructed Feature; fitur yang pembuatannya sudah direncanakan terlebih dahulu,  ada aturan–aturan pembuatannya.

Obyek kajian ilmu arkeologi lainnya adalah situs, yaitu lokasi temuan artefak, fitur dan ekofak sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti  kejadian masa lalu, baik di darat dan /atau di air. Sedangkan kawasan adalah satuan ruang gografis yang memiliki dia situs atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau meperlihatkan ciri tata ruang yang khas. Misalnya kawasan Candi Prambanan.

Setelah melihat definisi-definisi di atas, bahwa ilmu arkeologi memiliki obyek kajian yang sangat kompleks untuk dipelajari. Di Indonesia, masih banyak benda-benda peninggalan masa lalu yang masih belum ditemukan walaupun banyak yang sudah ditemukan di permukaan tetapi belum di ketahui secara pasti fungsi dari tinggalan-tinggalan arkeologi tersebut.