TERRITORIAL OF PAMESUAN
01/05/2014 Views : 576
ANAK AGUNG AYU OKA SARASWATI
Banyak hal dapat diungkap dari arsitektur. Arsitektur dapat diungkap dari wujud, dari ruangan/space, demikian juga dari tempatan/place yang dinikmati. Telah dilakukan penelitian dan penulisan tentang pamesuan, wantilan, bale kulkul, bale daja, bale dangin, rumah bali aga- desa wangaya gede, desa sidatapa, yang semuanya sangat menarik. Ada yang istimewa dengan pamesuan. Pemesuan merupakan gerbang dengan makna keluar/exit. Sampai pada pembacaan terakhir, gerbang dengan penamaan pamesuan yang berarti keluar hanya ditemukan pada Arsitektur Tradisional Bali (ATB). Kali ini dibicarakan place berupa teritorial dari arsitektur pamesuan yang dinikmati dalam suatu peritiwa ritual sakral. Peristiwa ritual sakral keluar dari pamesuan dan kembali lagi dengan penyambutan di depan pamesuan. Pembicaraan ini bukan untuk mengintrusi atas peristiwa ritual sakral itu namun untuk dipahami betapa arsitektur itu bermakna bukan hanya sesuatu yang berwujud dan beruangan. Place/tempat ini dinikmati bersama dengan ragam hias tempat/accessories of place.
Dengan paradigma kacamata fenomenologi, arsitektur sebagai subyek yang tak habis-habis dikenali. Dalam fenomenologi peneliti lebur dalam realitas arsitektur. Biarkan arsitektur menampakkan diri nya sendiri. Biarkan Pamesuan dan yang terkait dengannya bercerita tentang dirinya, peneliti mendengarkan dengan tekun dan cerdas. Metode Penikmatan Estetika Tempat (PET) merupakan metode interpretasi dengan mengatakan persepsi-imajinasi, menerangkan, menerjemahkan, dengan mengandalkan [teknik] peran indera mata, indera telinga, dan indera hidung sebagai penikmatan [mengalami] atas tempat/place yang bercerita tentang dirinya, melahirkan suatu interpretasi (Saraswati, 2013).
Teritori terkait dengan ruang bereksistensi yang melambangkan keberadaan manusia di dunia (Schulz 171: 27). Dengan membawa lelontek/umbul-umbul, kober/bendera, tombak, payung, penuh dengan keindahan suara gambelan serta harum bunga dan dupa, sebagai ragam hias tempat/accessories of place, eksistensi teritori pamesuan dengan peritiwa ritual sakral yang dilakukan dengan keluar dari pamesuan (tempat pemberangkatan) menuju suatu titik tempat peristiwa ritual sakral (tempat tujuan) dan pada saat tertentu kembali ternikmati oleh panca indera mata, hidung dan telinga. Peristiwa ini dialami dan diinterpretasikan dengan mengatakan persepsi-imajinasi, menerangkan, menerjemahkan, atas cerita dari pamesuan sebagai subyek penelitian. Apa yang diceritakannya tersebut diterjemahkan sebagai teritorinya. Teritorial arsitektur pamesuan bergerak mengembang dan mengempis seperti balon.