Simple Method of Breeding Sycanus aurantiacus

03/07/2020 Views : 627

KETUT AYU YULIADHI

Kesadaran masyarakat akan arti kesehatan semakin meningkat, tidak saja masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan pun menempatkan posisi kesehatan paling tinggi. Seiring dengan hal tersebut, di dalam memutuskan konsumsi sayuran, masyarakat lebih memilih sayuran bebas pestisida. Selama ini petani sayuran sangat sulit melepaskan yang namanya pestisida dalam aktivitas berbudidaya tanaman. Minimal 5 kali aplikasi pestisida dari awal tanam hingga panen. Sebetulnya ada cara aman dalam menangani gangguan OPT pada sayuran, yang lebih dikenal dengan sebutan pengendalian yang bersifat ramah lingkungan.

Salah satu pengendalian yang aman terhadap lingkungan adalah pengendalian hayati. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami. Musuh alami yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah serangga predator. Sycanus merupakan kepik  predator yang hidup pada berbagai agroekosistem. Kepik  predator ini memiliki kisaran mangsa yang cukup luas terutama dari Ordo Lepidoptera (Manley 1982). Pada beberapa percobaan di laboratorium, Sycanus diketahui memiliki kemampuan pemangsaan cukup baik dengan kemampuan memangsa 9,6 ekor Plutella xylostella dan 9,2 ekor Crocidolomia pavonana pada kerapatan 14 ekor (Yuliadhi, 2014). Plutella dan Crocidolomia merupakan hama penting pada tanaman kubis. Mencermati adanya potensi Sycanus sebagai predator, maka diperlukan suatu metode yang tepat untuk melakukan perbanyakan. 

Mengingat Sycanus merupakan serangga polifag, dalam metode perbanyakan Sycanus ini ulat hongkong Tenebrio molitor  dipakai sebagai pakannya. Sebanyak 10 pasang imago Sycanus aurantiacus dipelihara dalam suatu kotak plastik berukuran panjang 35 cm, lebar 27 cm dan tinggi 7 cm.  Pasangan Sycanus tersebut terus dipelihara sampai terjadi perkawinan, meletakkan telur dan menetas menjadi nimfa hingga dihasilkan imago baru yang digunakan sebagai serangga predator untuk mengendalikan ulat sayuran di lapang. 

Sycanus betina akan meletakkan telur 8 – 14 hari setelah kawin. Telur diletakkan secara berkelompok dan setiap kelompok mengandung 35 – 73 butir telur. Betina Sycanus  mampu meletakkan telur 5 - 9 kelompok telur selama hidupnya. Kelompok telur diletakkan pada tutup bawah kotak plastik pemeliharaan. Telur tersebut akan menetas setelah berumur 12 – 14 hari. 

Nimfa akan mengalami ganti kulit sebanyak lima kali hingga menjadi Sycanus dewasa. Sycanus bersifat sebagai predator. Tidak perlu menunggu Sycanus menjadi dewasa. Saat stadia nimfa pun Sycanus sudah bersifat sebagai predator. Waktu yang diperlukan oleh Sycanus dari kawin hingga menjadi individu baru tidak lebih dari 1.5 bulan. Seekor betina Sycanus mampu menghasilkan kurang lebih 600 butir telur dan 70% nya menetas menjadi individu baru yaitu tidak kurang dari 400 serangga predator dari seekor betina sycanus aurantiacus. Dapat kita hitung berapa ekor Sycanus predator kita miliki dari 10 pasang Sycanus dalam 1.5 bulan. Dan dengan metode pembiakan yang sederhana ini diharapkan kita dapat meminimalisir pemakaian pestisida di lahan pertanian.