MENGENAL CANDI SEBAGAI WARISAN LELUHUR YANG MASIH ABADI
28/07/2020 Views : 33745
Zuraidah
MENGENAL CANDI SEBAGAI WARISAN LELUHUR YANG MASIH ABADI
Siapa yang tidak mengenal candi, hampir sebagian besar masyarakat kita tidak asing dengan istilah “candi”. Candi oleh masyarakat dikenal sebagai salah satu warisan nenek moyang yang masih terlihat nyata dan berdiri kokoh berdampingan dengan bangunan-bangunan modern. Candi dianggap monumen bersejarah saksi bisu peristiwa masa lampau. Keberadaannya masih sangat dikagumi dan dinikmati oleh masyarakat sekarang, beberapa candi bahkan dikembangkan sebagai objek wisata budaya. Beberapa candi yang masih berdiri kokoh dan sekarang sudah dimanfaatkan sebagai objek wisata budaya diantaranya ada Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Mendut (Jawa Tengah), Candi Singhasari, Candi Panataran, Candi Jago, Candi Kidal (Jawa Timur), Candi Gunung Kawi (Bali), dan Candi Muara Takus, Candi Muaro Jambi (Sumatera).
Ribuan candi yang ditemukan kembali merupakan salah satu bukti kuat bahwa nenek moyang kita adalah orang-orang yang mempunyai peradaban tinggi, hal ini dapat dilihat bagiamana mereka bisa membangun candi-candi megah dan monumental yang diadaptasikan dengan budaya setempat. Jadi candi-candi yang ada di Indonesia tidak mutlak sama persis mengambil bentuk candi yang ada di India dimana budaya candi itu berasal. Seperti candi-candi di Jawa Timur yang dibangun bukan hanya sebagai tempat pemujaan dewa, tetapi juga sebagai tempat “pedharmaan” seorang raja.
Bangunan candi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kaki, badan dan atap dimana ketiganya merupakan simbol alam semesta. Candi biasanya didirikan di dataran tinggi, hal ini terkait dengan kepercayaan nenek moyang bahwa tempat yang tinggi adalah tempat yang suci, tempat bersemayamnya roh leluhur. Bangunan candi juga harus mengandung unsur air karena air berfungsi untuk pembersihan sebelum melakukan ritual pemujaan. Pada zaman dahulu candi berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi pemeluk agama Hindu dan Budha. Pada candi Hindu biasanya terdapat tinggalan Lingga-Yoni, arca Siwa, Wisnu, Brahma, Ganesha, Agastya, Durga dan pada dinding candi dipahatkan relief cerita yang diambil dari kitab suci agama Hindu. Sedangkan pada candi Budha terdapat arca-arca Budha dan pada dinding candi biasanya dipahatkan relief cerita yang diambil dari kitab suci agama Budha. Dari penggambaran relief pada dinding candi kita bisa menyelami kehidupan masyarakat masa lalu, seperti aktivitas keagamaan, ekonomi, sosial budaya dan lainnya.
Masih banyak informasi penting yang bisa digali dari sebuah bangunan candi. Dari informasi tersebut akan dapat direkonstruksi kebudayaan nenek moyang di masa lalu dan dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran bagi generasi sekarang untuk ikut menjaga keberadaan warisan budaya yang bernilai tinggi.