Transformation of Houses and Spatial Patterns of Bali Aga Settlements in Timbrah Village, Pertima - Karangasem
Funding period : 2017- Deactivate
Abstrak
Permukiman merupakan satu kesatuan yang dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Dalam konteks Bali, pengertian desa secara mendasar dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu desa dinas atau desa administratif dan desa pakraman, yang mana desa pakraman secara umum dikalsifikasikankedalam tiga tipe yaitu: Desa Bali Aga, Desa Apanage dan Desa Anyar. Desa Bali Aga ataupun Desa Bali Kuno memiliki keunikan-keunikan meliputi hampir setiap aspek kehidupan dari sistem kepercayaan, sistem budaya sampai pada perwujudan fisik rumah dan lingkungannya termasuk pola spasial sebagaimana yang terjadi di Desa Timbrah, Karangasem. Sejalan dengan perkembangan jaman, desa ini tidak dapat lepas dari pengaruh modernitas global maupun perkembangan alamiah penghuninya seperti terjadinya perubahan jumlah penduduk, profesi, kebiasaan/gaya hidup dan bahkan tata nilai. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di Desa Timbrah dalam konteks mikro hampir seluruh karang paumahan mengalami perubahan/transformasi dan hanya sebagian kecil yang masih mempertahankan bentuk bale sebagaimana aslinya. Kondisi ini mendorong peneliti untuk melakukan kajian terhadap transformasi yang terjadi baik transformasi terhadap rumah tinggal maupun pola spasialnya. Dari kegiatan penelitian diketahui bahwa pola spasial dengan aksis utama yang membujur utara - selatan sebagai inti dan pengikat dari pola spasial keseluruhan terbentuk atas dasar kepercayan dan tradisi. Perkembangan yang terjadi terhadapnya, merupakan keseluruhan rangkaian proses sosio kultural yang menggambarkan proses serta pemahaman terhadap lingkungannya sendiri. Pada tingkat mikro, peningkatan kebutuhan ruang dan efesiensinya serta pemenuhan gaya hidup dan akspesi diri menjadi pendorong utama. Proses transformasi yang terjadi berjalan perlahan, dan beberapa kearifan lokal terkait ruang masih menjadi pengendali transformasi rumah tinggal dan pola permukiman sehingga ciri khas dan identitas lokal yang dimiliki tetap ajeg dan mendukung terbentuknya lingkungan binaan yang berkelanjutan dalam konteks kekinian.