Journal article

PREVALENSI DAN DISTRIBUSI FAKTOR RISIKO DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING I KABUPATEN GIANYAR BALI 2015

Anak Agung Ngurah Aryawangsa Ni Luh Putu Ariastuti

Volume : 7 Nomor : 1 Published : 2015, September

intisari sains Medis

Abstrak

Seiring dengan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah populasi lanjut usia (lansia). Pada lansia, terjadi proses penuaan, hal ini menyebabkan perubahan pada fisik dan mental seorang individu. Disamping itu terjadi pula perubahan lingkungan sosioekonomi seperti berhenti bekerja, kehilangan orang yang dicinta, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami masalah depresi. Kejadian depresi pada lansia seringkali diabaikan akibat kurangnya perhatian dari keluarga atau sanak saudara, padahal dampak depresi pada lansia sangat buruk dan apabila tidak tertangani dapat mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan angka kematian. Melihat pentingnya masalah ini, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor risiko kejadian depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sebagai langkah advokasi dalam usaha peningkatan program-program promotif dan preventif dalam menghadapi permasalahan lansia di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2015. Sampel dalam penelitian adalah lansia berusia 60 tahun keatas dengan jumlah sampel sebanyak 90 orang yang dipilih secara acak pada desa di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar dengan menggunakan teknik multistage random sampling. Data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada lansia sebesar 23,3%. Kejadian depresi cenderung dialami oleh laki-laki (30,6%), kelompok usia ? 70 tahun (30,6%), tingkat pendidikan rendah (24,4%), tidak bekerja (25,4%), tingkat penghasilan perbulan rendah (41,2%), tidak menikah (50%), memiliki penyakit kronis >2 (28,6%), dan tidak memiliki riwayat keluarga depresi (23,9%). Prevalensi lansia dengan depresi cenderung lebih tinggi pada lansia laki-laki, kelompok usia 70 tahun ke atas, berpendidikan rendah, tidak bekerja, berpenghasilan perbulan rendah, tidak menikah, memiliki penyakit kronis >2, dan tidak memiliki riwayat keluarga depresi. Kata kunci: depresi, lansia, Puskesmas Tampaksiring I, Desa Tampaksiring, Desa Sanding