Journal article
ALL IN GOOD TASTE SAVOR THE FLAVORS OF TAIWANSEBAGAI UPAYAPELAKSANAAN NATION BRANDINGTAIWAN
Ni Luh Putu Rahayu Dian Sari Putu Ratih Kumala Dewi Anak Agung Ayu Intan Parameswari
Volume : 1 Nomor : 1 Published : 2020, January
JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
This research is conducted with qualitative research method to compile how Taiwan conducted their gastrodiplomacy program named All in Good Taste: Savor The Flavors of Taiwan as a way to brand the country. Taiwan used several ways to promote the program, including two major strategies, namely the Internationalization Strategy and the International Localization Strategy which lasted until 2013 as a tool to show the country’s existence and also to introduce Taiwan's culinary culture. Taiwan conducted the said program as a brand to achieve various goals, including building an image, enhancing the nation's competitiveness, and forming the identity with various cultures and ethnics. Although the impact of the nation branding according to NBI could not be seen properly, and the results obtained from gastrodiplomacy can not be achieved directly, the Taiwanese cuisine was slowly gaining recognition by public.Keywords: Gastrodiplomacy, Nation Branding, Taiwan1. PENDAHULUAN Siapapun yang sudah pernah mengunjungi Taiwan tentunya mengetahui wisata kuliner yang berpadu dengan indahnya suasana alam dan citarasa makanan yang luar biasa. Kuliner Taiwan mendapat pengaruh dari berbagai elemen termasuk diantaranya Aborigin, Jepang, Misalnya saja seperti Bubble Tea, aneka Dim Sum, Beef Noodles dan masih banyak lagi yang tentunya saat ini tidak hanya dapat ditemui di Taiwan, bahkan popularitasnya sudah menyebar hingga ke berbagai negara lainnya. Taiwan (Republik China - ROC) memiliki status internasional khusus. Statusnya yang masih merupakan negara de facto dikarenakan adanya kebijakan One China Policy yang membuat negara-negara harus memilih salah satu antara RRC atau Taiwan yang diakui sebagai China yang sesungguhnya, membuat posisi Taiwan dalam hubungan internasional pun menjadi kurang jelas karena pada satu sisi China masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang memberontak tetapi Taiwan sendiri sudah merasa sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Taiwan masih kesulitan dalam memperoleh pengakuan internasionalnya. Pemerintah berusaha memanfaatkan daya tarik negara tersebut seperti keindahan alam dan keragaman budaya Taiwan yang dianggap mampu menarik minat turis untuk datang. Taiwan ingin dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya dan masyarakatnya yang ramah, terlepas dari konfliknya dengan China dan konflik lainnya seperti konflik etnis dan krisis identitas.