Journal article

Faktor prediktor kegagalan kemoterapi bleomycin, etoposide dan cisplatin pada pasien dengan seminoma testis penelitian kohort retrosspektif

Ida Bagus Putra Pramana Lukman Hakim Wahjoe Djatisoesanto Sunaryo Hardjowijoto

Volume : 8 Nomor : 6 Published : 2019, June

e-Jurnal Medika Udayana

Abstrak

FAKTOR PREDIKTOR KEGAGALAN KEMOTERAPI BLEOMYCIN, ETOPOSIDE DAN CISPLATIN PADA PASIEN DENGAN SEMINOMA TESTIS PENELITIAN KOHORT RETROSPEKTIF ABSTRAK Di Amerika Serikat sekitar 8400 orang mengalami kanker testis dan 280 orang meninggal karena penyakit ini. Germ cell tumor meningkat diseluruh dunia. Di Amerika angka prevalensinya pada pasien usia 15-49 tahun meningkat dari 2,9 per 100.000 pada tahun 1975 menjadi 5,1 per 100.000 pada tahun 2004. Prevalensinya meningkat dari 55% pada tahun 1973 menjadi 73% pada tahun 2001. Insiden kasus seminoma lebih tinggi dibandingkan dengan non-seminoma. Untuk mengetahui faktor-faktor predictor kegagalan kemoterapi bleomycin, etoposide dan cisplatin (BEP) pada pasien dengan seminoma testis yang mendapat terapi di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Karakteristik pasien seperti umur, stadium, kadar serum tumor marker, adjuvant kemoterapi, efek samping dari kemoterapi dan respon kemoterapi didapatkan dari rekam medis pasien di RSUD dr Soetomo Surabaya pada Januari 2008 – Desember 2015. Data dianalisis dengan deskriptif analitik, faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan kemoterapi seperti patologi staging tumor (pT), penyebaran regional lymph node (N), metastasis (M), dan level serum tumor marker preoperatif seperti Lactic Dehydrogenase (LDH), human chorionic gonadotrophin (hCG), dan Alpha-Fetoprotein (AFP) dianalisis dengan menggunakan Binary Logistic Regression. Terdapat 55 pasien dengan seminoma testis dengan rata-rata umur 32,43±13,3 tahun. Dari 55 pasien hanya 41 pasien yang hanya mendapat adjuvant kemoterapi BEP. Faktor-faktor seperti pT, N dan M yang significant secara statistic sebagai faktor predictor kegagalan kemoterapi. Pasien dengan staging pT3 dan pT4 memiliki 8,25 kali faktor resiko yang lebih besar dibandingkan pT1 dan pT2 untuk terjadinya kegagalan kemoterapi (OR=8,250,p=0,005 dan IK95%=1,87 – 36,38). Pasien dengan N2 dan N3 memiliki resiko 4,812 kali lebih besar untuk mengalami kegagalan kemoterapi dibandingkan N0 dan N1 (OR = 4,812, p=0,036, IK95% = 1,105 – 20,95). Pasien dengan M1 (M1a atau M1b) memiliki resiko 6,4 kali lebih besar mengalami kegagalan kemoterapi jika dibandingkan dengan M0 (OR = 6,40, p = 0,015, CI = 1,44 – 28,443). Seminoma testis merupakan tumor yang kemo-sensitif. Staging tumor primer (pT), regional lymph nodes (N) dan Metastasis (M) dapat digunakan sebagai faktor prediktor kegagalan kemoterapi pada pasien dengan seminoma testis. Keywords : Germ Cell Tumors, Testicular Seminoma, Kemoterapi BEP. ? Abstract In United States of America about 8400 people had Testicular Cancer and 380 people died because of it. Germ Cell Tumor incidence is increasing around the world. In United States of America, its prevalence rate among patient with age 15 until 49 years old increased from 2,9 per 100.000 in 1975 became 5,1 per 100.000 in 2004. Prevalence rate of Testicular Tumor tend to increase, 55% in 1973 became 73% in 2001. The incidence rate of seminoma is higher than nonseminoma. The aim of this study was to determine predictor factors in chemotherapy failure with Bleomycin, Etposide, and Cisplatin (BEP) in patients with testicular seminoma that were managed in department of urology dr Soetomo General Hospital. This is a cohort retrospective study. The characteristic of patients such as age, stage, serum level of tumor markers, adjuvant therapy, side effect of chemotherapy, and patient’s response to chemotherapy was obtained from medical records of Dr. Soetomo General Hospital in January 2008 to December 2015. The data were analyzed with analytic descriptive, the chemotherapy failure predictors such as pathology primary tumor staging (pT), regional lymph nodes (N), metastasis (M), preoperative serum level of tumor markers such as Lactic Dehydrogenase (LDH), human chorionic gonadotrophin (hCG), and Alpha-Fetoprotein (AFP) were analyzed using Binary Logistic Regression. There were 55 patients with Testicular Seminoma with mean age 32,43±13,3 years. From the 55 patients only 41 patients who received adjuvant BEP chemotherapy alone. Only 41 patients were analyzed using binary logistic regression. Staging pT, N and M were statistically significant BEP chemotherapy failure predictor factors. Patients with pT3 and pT4 had a 8,25 times higher risk factor compared to pT1 and pT2 in giving failure chemotherapy response (OR=8,250, p=0,005, and 95%CI=1,87 – 36,38). Patients with N2 and N3 had a 4,81 times higher risk factor compared to N0 and N1 giving failure chemotherapy response (OR=4,812, p=0,036, 95%CI = 1,105 – 20,95). Metastasis (M) can be used as BEP chemotherapy failure predictor factor in patients with testicular seminoma. Patients with M1 (M1a or M1b) had a 6,40 times higher risk factor compared to M0 in giving failure chemotherapy response (OR = 6,40, p=0,015, CI = 1,44 – 28,443). Testicular Seminoma is a chemosensitive tumor to BEP chemotherapy regimens. Staging primary tumor (pT), regional lymph nodes (N) and Metastasis (M) can be used as BEP chemotherapy failure predictor factors in patients with testicular seminoma. Keywords : Germ Cell Tumors, Testicular Seminoma, BEP Chemotherapy.