Journal article

Prevalens meningitis neonatal dan faktor-faktor yang memengaruhi pada bayi klinis sepsis di ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar

Alissya Rachman I Wayan Dharma Artana Made Sukmawati

Volume : 48 Nomor : 2 Published : 2017, May

Medicina

Abstrak

Meningitis dapat terjadi pada bayi dengan klinis sepsis dengan prevalens hampir mencapai 50%. Prosedur pungsi lumbal untuk mendiagnosis meningitis pada bayi klinis sepsis masih kontroversi. Keterlambatan diagnosis menyebabkan ketidaktepatan tatalaksana yang berakibat pada meningkatnya morbiditas, mortalitas dan gejala sisa neurologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalens dan faktor-faktor yang mempengaruhi meningitis neonatal pada bayi dengan klinis sepsis. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan rancangan diskriptif analitik, dilakukan di ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar sejak bulan Juli 2015-Juni 2016. Semua bayi usia 0-28 hari yang menderita sepsis secara klinis dilakukan prosedur pungsi lumbal untuk mengetahui adanya meningitis. Analisis bivariat dengan uji Fisher Exact dan analisis multivariat dengan regresi logistik dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan meningitis. Nilai P <0,05 adalah signifikan secara statistik. Kami mendapatkan prevalens meningitis neonatal pada klinis sepsis adalah 68,8%. Laki-laki (68,2%), bayi kurang bulan (<37 minggu) (90,9%), berat lahir <2500 gram (86,4%), dan bayi dengan penyakit penyerta pneumonia neonatal (72,7%) lebih banyak mengalami meningitis. Bayi kurang bulan (Exp(B)10, 95% CI 1,48-67,554, P=0,018) adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian meningitis. Disimpulkan bahwa prevalensi meningitis neonatal pada bayi dengan klinis sepsis di ruang NICU RSUP Sanglah adalah 68,8% dengan faktor risiko adalah bayi kurang bulan. Pungsi lumbal dapat dipertimbangkan untuk rutin dilakukan pada bayi kurang bulan dengan klinis sepsis.