Journal article
CURIGA RUPTUR ARTERIOVENOUS MALFORMATION PADA KEHAMILAN PRETERM
Adriana Marsha Yolanda I Gede Supriadhiana Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi Ketut Widyastuti
Volume : 3 Nomor : 2 Published : 2020, May
callosum neurology
Abstrak
Latar Belakang: Penyebab perdarahan intraserebral paling sering pada kehamilan adalah ruptur AVM. Risiko terjadinya ruptur AVM diperkirakan sebanyak 3.5%. Perdarahan intraserebral pada kehamilan memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Saat ini, penatalaksanaan dinilai secara individual dan seringkali menjadi dilema bagi para klinisi. Laporan Kasus: Pasien perempuan, 22 tahun, hamil anak pertama dengan usia kehamilan 29 minggu datang kelemahan separuh tubuh kanan, yang terjadi mendadak saat sedang duduk, disertai adanya nyeri kepala yang berdenyut, di seluruh bagian kepala dengan intensitas sedang-berat. Pasien juga muntah 2 kali. Keluhan kesemutan separuh tubuh kanan, bibir mencong, bicara pelo terjadi bersamaan dengan kelemahan separuh tubuh kanan. Diskusi: Saat ini belum ada standar penanganan ruptur AVM pada kehamilan. Secara keseluruhan resiko perdarahan AVM adalah 2 - 4% pertahun. Pasien dengan ruptur AVM memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya perdarahan ulang, 4 kali lebih besar dibandingkan AVM yang tidak ruptur. Angka kejadian ruptur tinggi dalam 1 tahun sejak onset perdarahan pertama kali. Penanganan operatif meliputi reseksi, radiosurgery stereotactic, embolisasi endovascular dan kombinasi untuk mencegah adanya perdarahan ulang. Simpulan: Pecahnya pembuluh darah AVM, memiliki risiko untuk terjadi perdarahan ulang sebanyak 6%-15,8% dalam 1 tahun pertama. Penatalaksanaan operatif diperlukan, tetapi belum ada standar penanganan yang baku mengenai waktu dilakukannya penanganan operatif.