Journal article

Epidemiologi Fraktur Pelvis Di Rumah Sakit Umum Sanglah dari Januari 2017 - Desember 2018

Wayan Suryanto Dusak Herryanto Agustriadi Simanjuntak Nyoman Gede Bimantara

Volume : 30 Nomor : 3 Published : 2019, September

Medicina Journal

Abstrak

ABSTRAK Latar Belakang Fraktur pelvis merupakan cedera yang jarang terjadi dengan angka insiden antara 0,3% -6% dari seluruh fraktur. Pada politrauma, cedera pelvis terjadi pada 20% kasus. Fraktur pelvis dapat terjadi di semua umur, namun, kelompok usia yang dominan adalah kelompok usia 18 hingga 44 tahun dengan rerata usia 45 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kejadian fraktur pelvis, karakteristik jenis kelamin, tipe fraktur, angka kematian, dan cedera terkait di RSUP Sanglah. Metode Kami melakukan penelitian deskriptif retrospektif, menggunakan data rekam medis pasien yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dari Januari 2017 sampai Desember 2018, dengan total 47 pasien dengan fraktur pelvis. Variabel yang diperoleh adalah jenis kelamin, usia, diagnosis, manajemen, mekanisme cedera, klasifikasi jenis fraktur, penanganan, angka kematian, dan cedera terkait. Kemudian data ini dianalisis menggunakan SPSS 22.Hasil Selama 24 bulan masa studi, 47 pasien dengan fraktur pelvis dimasukkan dalam penelitian. Diantara pasien tersebut, 27 pasien adalah lelaki(57,4%) dan 20 pasien adalah perempuan (42,6 %) . Dari 47 pasien, 9 pasien (19,1%) berusia kurang dari 20 tahun, 19 pasien (40,4 %) berada pada kelompok usia 20-39 tahun, 11 pasien (23,4 %) berada di kelompok usia 40- 59 tahun dan 8 pasien (17,1 %) usia lebih dari 60 tahun. Jumlah pasien terbanyak adalah pada kelompok usia 20-39 tahun. Prevalensi akibat cedera berkekuatan rendah adalah 6,4% dan akibat cedera berkekuatan tinggi adalah 93, 6%. Kami mengklasifikasikan fraktur pelvis berdasarkan Klasifikasi Tile, yang dikelompokkan stabil pada 46,8 % pasien (tipe A), tidak stabil secara rotasional pada 40,5 % pasien (tipe B), dan tidak stabil rotasional dan vertikal pada 12,7 % pasien (tipe C cedera). Jumlah operasi dari seluruh fraktur pelvis adalah 46,8 %. Angka kematian adalah 7,2 % dari seluruh fraktur pelvis.Diskusi:Hasilnya sesuai dengan penelitian yang dilaporkan sebelumnya oleh Gansslen et al. . Meneliti 1950 pasien sejak tahun 1972 hingga 1993 di Jerman. Dia menemukan bahwa distribusi usia fraktur pelvis dominan pada kelompok umur 15-30 tahun dan sedikit lebih banyak pria dari pada wanita. Fraktur cincin pelvis sebagian besar disebabkan oleh karena cedera berkekuatan tinggi, dan oleh karena itu, sering dikaitkan dengan beberapa trauma. Dalam penelitian kami 93, 6 % pasien mengalami cedera berkekuatan tinggi. Angka kematian seperti https://www.medicinaudayana.org yang dijelaskan dalam literatur adalah 4,4-30% . Dalam penelitian kami angka kematian adalah 7,2 % dimana kompleksitas cedera pelvis berakibat langsung pada angka kematian. Kesimpulan:Studi ini menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Sanglah dari Januari 2017 hingga Desember 2018 , di antara pasien dengan fraktur pelvis, pada pria dari usia 20-39 tahun memiliki angka kejadian tertinggi, dan mekanisme cedera berkekuatan tinggi karena kecelakaan kendaraan bermotor. Sebagian besar pasien memiliki cedera terkait lainnya, kesimpulannya bahwa pada setiap kasus fraktur pelvis, trauma organ lain harus dipikirkan. Pemahaman dengan penelitian yang tepat mengenai epidemiologi fraktur pelvis dapat mengarah pada strategi untuk mengurangi jumlah angka kejadian fraktur pelvis yang terjadi di masyarakat. Kata kunci: panggul, epidemiologi, profil demografis