Journal article
A Better Wound Care Assessment on Burn Patients
I Gst. Pt. Hendra Sanjaya Aditya Wardana
Volume : 1 Nomor : 5 Published : 2012, September
Jurnal Bedah Plastik Rekonstruksi
Abstrak
Backgrounds: Burn, a damage and tissue loss caused by heat with a high morbidity and mortality, have a many variation and complex problem that require special management. After a period of shock, there were infections that threaten the burn patients. These hazards aggravate the wound to become wider, and it affects the mortality and the length of stay. That is why to reduce mortality rate and length of stay, we need a proper wound care. Methods: A retrospective descriptive studies was perform on 2b degree burn patients (20-25%) that treated with tangential excision and mebo or tangential excision and stsg. Data was taken from burns unit Cipto Mangunkusumo hospital in period of January to December 2011. Results: There were 30 patients (73.2%) that have been treat with tangential excision and mebo, and 11 patients (26.8%) that have been treat with tangential excision and stsg. The average length of stay for the tangential excision and mebo is 22.47 ? 23 days(SD 4.361), whereas patients with tangential excision and stsg is 15.82 ? 16 days (SD 2.089). There were 8 patients (26.7%) with tangential excision and mebo that die, whereas patients with tangential excision and stsg were 2 patients (18.2%) that die. There were signi"cant difference in the average length of stay (p = 0.018), but there was no difference in the proportion of patients dying status (P = 0.611). Conclusion: Wound care by tangential excision and stsg on 2b degree burn patient (20-25%), have a better outcome than patients treated by tangential excision and mebo. Keywords: burns, tangential excision, mebo, stsg. Latar Belakang: Luka bakar merupakan kerusakan dan kehilangan jaringan pada kulit disebabkan oleh suhu panas yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi serta memiliki masalah yang sangat komplek dan bervariasi sehingga membutuhkan penanganan khusus untuk merawatnya. Setelah periode shock terlewati, masih terdapat ancaman masalah berupa infeksi. Masalah tersebut merangsang perluasan dari luka bakar sehingga mempengaruhi angka mortalitas dan waktu perawatan. Oleh Karena itu, untuk menurunkan angka mortalitas dan lama perawatan dibutuhkan penanganan luka bakar yang lebih baik. Metode: Studi retrospektif di lakukan pada pasien dengan luka bakar derajat 2b (20-25%) yang di terapi dengan tangensial eksisi dan mebo serta tangensial eksisi dan stsg. Data diambil dari unit luka bakar Rs. Cipto Mangunkusumo sejak januari hingga Desember 2011 Hasil: Terdapat 30 pasien (73.2%) yang diterapi dengan tangensial eksisi dan mebo, sedangkan yang diterapi dengan tangensial eksisi dan stsg terdapat 11 pasien (26.8%). Rata – rata lama perawatan pada pasien yang dirawat menggunakan tangensial eksisi dan mebo adalah 22.47 ? 23 days (SD 4.361), sedangkan pasien yang dirawat dengan tangensial eksisi and stsg 15.82 ? 16 days (SD 2.089). Terdapat 8 pasien (26.7%) dengan tangensial eksisi dan mebo yang meninggal, sedangkan yang mendapat tangensial eksisi dan stsg, terdapat 2 pasien (18.2%) yang meninggal. Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0.018)dalam lama perawatan pada kedua tehnik tersebut, namun tidak terdapat perbedaan bermakna bila dibandingkan berdasarkan jumlah pasien yang meninggal. (P = 0.611) Kesimpulan: Tatalaksana luka bakar derajat 2b (20-25%) dengan tangensial eksisi dan stsg memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan perawatan dengan tangensial eksisi dan mebo.