Journal article

Korelasi Negatif Kuat Kadar Prolaktin Plasma Yang Rendah Terhadap Derajat Keparahan Melasma

Angela Sandi Tagaroi Rahasia Anak Agung Gde Putra Wiraguna Luh Made Mas Rusyati

Volume : 10 Nomor : 1 Published : 2019, April

intisari sains Medis

Abstrak

Latar Belakang: Melasma merupakan hipermelanosis kutaneus kronik pada area yang terpajan sinar matahari. Faktor hormonal diketahui berpengaruh dalam proses melanogenesis seperti prolaktin sebagai suatu modulator neuroendokrin pada pertumbuhan epitel kulit dan sistem imun kulit. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan terbalik antara kadar prolaktin plasma dengan derajat keparahan melasma. Metode: Penelitian dengan desain potong-lintang dilakukan terhadap 59 pasien di poliklinik kulit dan kelamin RSUP Sanglah Denpasar yang melibatkan 46 subyek melasma dan 13 subyek bukan melasma yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kadar prolaktin plasma diperiksa dengan metode Chemiluminescent microparticle immunoassay (CMIA). Data analisis dilakukan menggunakan piranti lunak SPSS ver. 23 dengan nilai P < 0.05 diketahui bermakna secara statistic. Hasil: Kadar prolaktin plasma pada subyek melasma lebih rendah dibandingkan dengan subyek bukan melasma secara bermakna (p<0,05). Subyek melasma derajat sedang dan derajat berat mempunyai kadar prolaktin plasma lebih rendah dibandingkan subyek melasma derajat ringan secara bermakna (p<0,05). Kadar prolaktin plasma yang rendah dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya melasma sebesar 4,79 kali (PR 4,79; CI 95% = 0,94-24,27; p<0,05). Kadar prolaktin plasma yang rendah berkorelasi negatif bermakna sangat kuat dengan derajat keparahan melasma (r=-0,820; p<0,05). Kesimpulan: Terdapat suatu korelasi negatif kuat kadar prolaktin plasma yang rendah terhadap derajat keparahan melasma pada pasien dengan permasalahan kulit di RSUP Sanglah. Kata kunci: Melasma, Kadar Prolaktin Plasma, Skor MASI