Journal article
Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Cedera Medula Spinalis Segmen Cervicalis
Tomas Ari Kurniawan Komala I Putu Pramana Suarjaya I Ketut Sinardja
Volume : 3 Nomor : 2 Published : 2014, June
Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Abstrak
Manajemen medula spinalis, terutama bagian cervical selama operasi dan resusitasi pasien dengan cedera spinal, memiliki banyak pertimbangan penting untuk ahli anestesi, antara lain dengan memperhitungkan hal-hal yang berpotensi menyebabkan cedera berat irreversibel selama dilakukan intubasi trakeal. Pasien laki-laki usia 57 tahun, datang ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar dalam kondisi sadar mengeluh nyeri pada leher dan tidak bisa menggerakkan ke empat anggota geraknya segera setelah kecelakaan. Pengelolaan anestesi untuk membantu tindakan operasi ini dilakukan dengan anestesi umum inhalasi dengan pemasangan pipa nasotrakheal non kinking, nafas kendali. Untuk premedikasi diberikan midazolam intravena, induksi dengan propofol dan fentanyl intravena, dan fasilitasi intubasi dengan menggunakan vekuronium intravena. Intubasi dikerjakan dengan bantuan glidescope untuk meminimalisasi ekstensi kepala. Pemeliharaan anestesi dengan menggunakan N2 O, O2 , sevofuran dan vekuronium intermitten. Monitoring tanda vital tekanan darah, laju nadi, EKG, SaO2 , dan ET CO2 . Operasi dikerjakan dengan posisi telungkup, pendekatan dari posterior. Selama operasi hemodinamik pasien relatif stabil. Hari I pascaoperasi dimulai program diet enteral, hari II pascaoperasi penderita dipindahkan ke ruangan biasa. Penilaian nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS) dengan hasil 1–2. Fungsi motorik pasien meningkat 1 point dibandingkan pre op, hari IX pascaoperasi penderita diprogram rawat jalan oleh sejawat Bedah Saraf. Cedera pada medulla spinalis segmen cervical memerlukan penanganan yang cermat. Penanganan jalan nafas defnitif dengan melakukan intubasi trakheal harus sangat berhati–hati, dan harus dijaga agar tidak terjadi cedera lebih jauh akibat tindakan laryngoscopy.