Journal article
MANAJEMEN RISIKOPEKERJAAN PEMELIHARAAN BANGUNAN DINDING PENAHAN TANAH (DPT)DAN CHECK DAM TUKAD BADUNG DI KOTA DENPASAR
I Gede Indra Mahardika DEWA KETUT SUDARSANA I PUTU GUSTAVE SURYANTARA PARIARTHA
Volume : 9 Nomor : 1 Published : 2021, January
Jurnal Spektran
Abstrak
Pemeliharaan bangunan dinding penahan tanah (DPT) dan Check Dam ini menjadi bagian yang penting mengingat fungsi bangunan tersebut sangat berpengaruh pada kelancaran aliran sungai Tukad Badung yang memiliki daerah-daerah pemukiman padat penduduk. Penelitian bertujuan mengidentifikasi, memberi penilaian serta menentukan penerimaan risiko, menentukan risiko dominan dan memberikan mitigasi serta kepemilikan risiko untuk risiko dominan yang akan diperoleh. Studi menggunakan metode deskriptif kualitatif. Brainstorming dan kuesioner dipilih sebagai teknik pengumpulan data, dimana responden sebanyak 24 orang dan dipilih secara purposive sampling. Diperoleh 38 identifikasi risiko valid, dengan 16 risiko dari hasil penelitian terdahulu dan 22 risiko berdasarkan brainstorming dengan pihak-pihak yang terlibat. Hasil penilaian dan penerimaan risiko terdiri dari 12 risiko unacceptable dengan 1 jenis tindakan mitigasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengurangi dampak, dan 26 risiko undesirable dengan 2 jenis tindakan mitigasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengurangi dampak dan menghindari risiko tersebut. Risiko dominan unacceptable adalah sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama pelaksanaan proyek karena akses jalan masuk yang kecil ke lokasi. Mitigasi dilakukan pada risiko dominan tersebut dengan Melakukan pendekatan dengan aparat desa dan masyarakat di wilayah Tukad Badung untuk membantu mencarikan dan memberi akses jalan masuknya alat berat yang digunakan. Pengalokasian kepemilikan risiko terbanyak menjadi tanggungjawab kontraktor sebanyak 23 risiko. Dampak risiko dominan terhadap biaya dan waktu pada pekerjaan pemelihaaraan ini berdampak besar pada aspek teknis dan proyek. Total jumlah pembengkakan biaya sebesar 32.316.200 rupiah dan total keterlambatan waktu selama 41 hari pada proyek.