Journal article

Kajian Pemasangan Pipa Air Bersih Melayang dalam Air Laut untuk Mendukung Perkembangan Pariwisata di Nusa Ceningan dan Lembongan

Made Suarda I GUSTI KOMANG DWIJANA

Volume : 13 Nomor : 1 Published : 2020, April

Jurnal Energi Dan Manufaktur (JEM)

Abstrak

Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia. Demikian pula aktivitas kehidupan di pulau Nusa Ceningan dan Lembongan membutuhkan air bersih. Mengingat kedua pulau tersebut merupakan destinasi wisata pavorit dan berkembang pesat, maka disamping untuk kehidupan masyarakat sehari-harinya (7153 jiwa), ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan untuk hotel dan aktivitas pendukung pariwisata. Namun, di kedua pulau tersebut tidak tersedia sumber air bersih. Oleh sebab itu salah satu alternative solusinya adalah menyalurkan air bersih dari pulau terdekatnya yaitu Nusa Penida. Di Nusa Penida terdapat dua mata air yang cukup besar yaitu mata air Guyangan (78 lt/dt) dan Penida (173 lt/dt). Proyeksi kebutuhan air dengan debit harian maksimum 30 lt/dt. Pada kajian ini, kebutuhan air bersih tersebut akan disuplai dari mata air Penida. Pada umumnya pemasangan pipa menyebrang laut dipasang pada dasar laut (seabed) atau mengapung di permukaan air laut. Namun lautan antara pulau Nusa Penida dan Ceningan merupakan jalur pelayaran kapal, dan lautan tersebut merupakan palung curam dengan kedalaman 200 meter maka kedua metode pemasangan pipa tersebut tidak dapat dilakukan. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah memasang pipa melayang pada kedalaman 20 meter di bawah permukaan air laut. Pipa akan menerima berbagai macam gaya-gaya luar akibat tekanan hidrostatis air laut, hydrodinamik arus dan gelombang. Sesuai hasil kajian, pipa menyeberang lautan dengan bentang 1500 meter terdiri dari tiga pipa HDPE berdiameter 140 mm yang dipasang parallel. Setiap pipa menerima gaya hidrodinamik pada arah vertikal 64.050 Newton arah keatas dan horizontal 71.550 N/m. Oleh sebab itu untuk mengamankan pipa dari beban gaya-gaya tersebut maka pipa diikat pada jembatan sling baja stainless berdiameter 110 mm. Disamping itu pada setiap jarak 6 meter pada sling jembatan pipa tersebut dipasangi beton ballast load 350 kg dengan sling penggantung diameter 6 mm. Metode ini pelaksanaannya rumit dan membutuhkan berbagai peralatan pendukung sehingga dibutuhkan biaya kontruksi yang mahal pula. Namun, hal ini perlu dilakukan untuk menyediakan air bersih di Nusa Ceningan dan Lembongan guna meningkatkan perkembangan pariwisata di daerah tersebut.