Journal article

Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik

I MADE MERDANA I Made Kardena KETUT BUDIASA I Made Dodi Gunawan

Volume : 11 Nomor : 1 Published : 2019, February

BULETIN VETERINER UDAYANA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) terhadap perubahan histopatologis hepar tikus putih (Rattus novergicus) akibatiinduksi paracetamol dosis toksik. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan, dibagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (P0) diberikan placebo, kelompok kontrol positif (P1) diberikan paracetamol dosis 250 mg/kg bb selama 10 hari, P2 diberikan ekstrak sarang semut 250 mg/kg bb dan paracetamol dosis 250 mg/kg bb selama 10 hari, P3 diberikan ekstrak sarang semut 250 mg/kg bb selama tujuh hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paracetamol dosis 250 mg/kg bb dan ekstrak sarang semut dengan dosis 250 mg/kg bb selama 10 hari. Setelah perlakuan seluruh tikus dinekropsi, organ hepar diambil dan diproses untuk pembuatan preparat histopatologi. Parameter yang diperiksa meliputi adanya hemoragi, kongesti, degenerasi dan nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann-Whitney untuk semua kategori perubahan histopatologi baik hemoragi, kongesti, degenerasi, dan nekrosis antara kelompok kontrol negatif (P0) dengan kontrol positif (P1) terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05), antara kontrol negatif (P0) dengan P2 dan P3 tidak terdapat perbedaan nyata (P>0,05). Kemudian antara kontrol positif (P1) dengan P2 dan P3 terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian paracetamol dosis 250 mg/kg bb menyebabkan perubahan histopatologi hepar tikus putih. Pemberian ekstrak sarang semut dosis 250 mg/kg bb mampu mengurangi efek toksik paracetamol.