Journal article

Kadar Krioprotektan Gliserol dan Dimethylsulfoxide Terbaik pada Pengencer Astaxanthin Fosfat Kuning Telur Bebek Terhadap Kualitas Semen Beku Babi.

Wayan Bebas I Wayan Gorda

Volume : 21 Nomor : 1 Published : 2020, March

jurnal Veteriner Udayana

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penambahan krioprotektan gliserol dan dimethylsulfoxide (DMSO) pada pengencer astaxanthin fosfat kuning telur bebek terhadap kualitas semen beku babi, Masing masing krioprotektan dibedakan konsentrasinya yaitu : 4%, 6%, 8%, 10%, 12% untuk pembekuan semen. Semen dikoleksi dari satu ekor babi Landrace kemudian dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen dibagi menjadi 10 tabung masing masing diencerkan dengan pengencer astaxanthin fosfat kuning telur bebek lalu disimpan pada suhu 20oC selama 2 jam, dilakukan sentrifugasi selama 15 menit (2000 rpm) kemudian diambil peletnya dengan 1 ml supernatannya. Pelet diencerkan dengan pengencer astaxanthin fosfat kuning telur bebek yang telah ditambahkan konsentrasi glierol dan DMSO (4%, 6%, 8%, 10%, 12%). Semen dikemas dengan straw 0,5 ml dan dilakukan equilibrasi selama 2 jam (4oC). Dilakukan penganginan di atas uap N2 cair selama 10 menit, lalu dicelupkan kedalam N2 cair. Semen disimpan pada kontainer selama 24 jam lalu dilakukan pengamatan terhadap kualitas semen dengan terlebih dahulu melakukan thawing. Hasil penelitian menunjukkan krioprotektan gliserol dan DMSO tidak memberikan pengaruh nyata (p>0,05) terhadap kualitas semen beku, tetapi konsentrasi krioprotektan (4%, 6%, 8%, 10%, dan 12%) berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kualitas semen beku. Gliserol dengan konsentrasi 4% menghasilkan kualitas semen beku paling baik, sedangkan DMSO dengan konsentrasi 6% menghasilkan kualitas semen beku paling baik. Kata kata kunci : gliserol, DMSO, kualitas semen beku babi