Journal article

ANALISIS DISPARITAS INCOME PEDAGANG MAKANAN GEROBAK DORONG ANTAR KECAMATAN DI KOTA DENPASAR

MADE DWI SETYADHI MUSTIKA

Volume : 0 Nomor : 2 Published : 2013, December

Piramida Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Abstrak

Mobilitas tenaga kerja dalam sektor informal umumnya cukup tinggi, yang menyebabkan angkatan kerja mudah memasuki sektor ini sehingga diharapkan dapat bertindak sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan kerja dan pengangguran. Fenomena tersebut dapat dilihat dari terbukanya kesempatan kerja sebagai tenaga kerja sektor informal di kota Denpasar, terutama yang bergerak di sektor perdagangan. Para pedagang sektor informal sebagian besar menjalankan usaha mereka dengan membuka warung tenda, maupun berdagang dengan menggunakan gerobak dorong. Lokasi biasanya menjadi pertimbangan bagi para pedagang dalam menjalankan usaha dagangnya. Lokasi yang menjadi pusat aktivitas masyarakat menjadi pilihan utama mereka, karena peluang mendapatkan hasil menjadi lebih besar. Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pedagang makanan gerobak dorong di 4 (empat) kecamatan di kota Denpasar. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi disparitas income pedagang makanan gerobak dorong antar kecamatan di kota Denpasar. Hasil penelitian diharapkan nantinya dapat menjadi bahan rujukan bagi pihak terkait dalam merumuskan kebijakan tentang sektor informal di kota Denpasar. Dari total 100 responden, pedagang makanan gerobak dorong terbanyak berada dalam rentang usia 35-44 tahun (35 persen). Sebanyak 68 persen responden pedagang berasal dari Jawa Timur, dan 33 persen responden baru berdagang kurang dari 5 tahun. Hasil analisis dengan menggunakan metode Kruskall-Wallis memberikan kesimpulan bahwa rata-rata pendapatan (income) pedagang makanan gerobak dorong di empat kecamatan di Kota Denpasar adalah berbeda. Hal ini sejalan dengan latar belakang penelitian ini bahwa berbeda lokasi, maka berbeda pula pendapatan yang mereka dapatkan dari hasil berdagang. Lokasi menjadi penentu keberhasilan meraka dalam berdagang. Lokasi yang menjadi pusat aktivitas masyarakat menjadi pilihan utama mereka, karena peluang mendapatkan hasil menjadi lebih besar.