Journal article

Perencanaan lansekap ekowisata pesisir di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

Devvy Alvionita Fitriana LURY SEVITA YUSIANA I GUSTI ALIT GUNADI

Volume : 4 Nomor : 1 Published : 2018, April

Jurnal Arsitektur Lansekap

Abstrak

Village is one of the villages in the district of Kediri, Tabanan Regency which has potential as a coastal ecotourism area. Coastal ecotourism is a tourism activity that is responsible for the welfare of local communities and the preservation of coastal environments. This research is focused on Nyanyi Beach area because there are coastal forest ecosystem with pes-caprae formation and barringtonia formation whose existence requires conservation. This study aims to determine the problems and potential of Beraban Village as a reference in coastal ecotourism landscape planning. The method used in this research is the method of ecotourism planning according to Fennel (2003). The concept of coastal ecotourism landscape planning selected is coastal ecotourism that educates coastal ecosystems and protects coastal forest ecosystems. The result of planning coastal ecotourism was applied to the spatial plan (entrance area, core tourism area, buffer area and conservation area), plans of activity and facility. Keywords: coastal ecotourism, coastal forest, conservation, education, planning 1. Pendahuluan Daerah pesisir adalah jalur tanah darat atau kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya (Delinom dan Lubis, 2007). Desa Beraban merupakan salah satu desa pesisir di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Desa Beraban memiliki obyek wisata cukup terkenal yaitu Pantai Tanah Lot yang sudah berkembang dan Pantai Nyanyi yang berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata karena keindahan pemandangannya. Pantai Nyanyi tergolong pantai yang rawan abrasi sepanjang kurang lebih 0.5 km (BAPPEDA Kabupaten Tabanan, 2009). Pantai Nyanyi saat ini masih memiliki ekosistem pesisir berupa hutan pantai formasi pes-capraedan formasi barringtonia.Hutan pantai dengan formasi ini hampir terdapat di seluruh pantai di Indonesia (Annisa, 2016). Masyarakat umumnya tidak mengetahui manfaat ekosistem pesisir hutan pantai dengan formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian masyarakat terhadap keberadaan hutan pantai dengan formasi tersebut. Pengetahuan yang kurang akan pentingnya ekosistem pesisir merupakan salah satu penyebab pengembangan wisata di kawasan pesisir kurang berwawasan lingkungan. Ekowisata merupakan salah satu model kegiatan wisata alam yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Rumusan masalah yang diangkat adalahapa saja potensi kawasan pesisir sebagai lansekap ekowisata pesisir di