Journal article
Bioetanol dari Kulit Pisang (Musa paradisiaca L.) dengan Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak
I Ketut Muksin NI LUH ARPIWI
Volume : 6 Nomor : 1 Published : 2019, March
Jurnal Metamorfosa
Abstrak
Bioetanol merupakan salah satu bentuk energi alternatif yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Ada dua perlakuan, yaitu substrat tanpa perlakuan awal dan dengan perlakuan yang difaktorkan dengan 3 konsentrasi urea, yaitu 0, 1 dan 2%, dengan 3 kali ulangan. Sampel kulit pisang halus diberikan perlakuan awal NaOH 6% b/v. Sakarifikasi dan fermentasi serentak dilakukan dalam sebuah botol fermentor dengan total volume reaksi 60 mL. Substrat dimasukan ke dalam fermentor sebanyak 4% b/v dari volume reaksi fermentasi, kemudian ditambahkan 0,06 g KH2PO4, 0,06 g MgSO4 dan buffer sitrat dengan pH 5. Fermentor ditutup rapat kemudian diautoclave pada suhu 121oC selama 15 menit kemudian didinginkan. Enzim selulase sebanyak 6% b/v dan inokulum yeast sebanyak 10% v/v ditambahkan ke dalam fermentor. Campuran diinkubasi suhu 30oC selama 9 hari, dan setiap hari ke 3, 5, 7, dan 9 dilakukan pengambilan sampel untuk dihitung kadar gula reduksi, pH, dan kadar bioetanol. Kadar bioetanol destilat diukur dengan piknometer. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Variance) menggunakan software Minitab 17. Jika hasil yang diperoleh berbeda nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji Tukey pairwise comparison untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan (tanpa perlakuan awal, dengan perlakuan awal NaOH 6% b/v) yang dikombinasikan dengan kadar urea memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar gula reduksi dan kadar bioetanol pada setiap pengamatan. Kombinasi tanpa perlakuan awal dengan kadar urea 1% dan 2% menghasilkan kadar bioetanol tertinggi sebanyak 4,91% v/v.