Journal article

UJI KEMAMPUAN SPORA CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) LOKAL BALI PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI ( Glycine max L.

risha masfuroh MEITINI WAHYUNI PROBORINI RETNO KAWURI

Volume : 4 Nomor : 1 Published : 2016, March

JURNAL SIMBIOSIS

Abstrak

Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, sehingga diperlukan impor kedelai. Di Indonesia kedelai ditanam di sawah dan tegalan (lahan kering) yang berpotensi mengalami keterbatasan air, dimana kekurangan air dapat menurunkan hasil produksi kedelai. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan beberapa alternatif untuk dapat meningkatkan hasil produktivitas kedelai, salah satunya dengan mengaplikasikan cendawan mikoriza arbuskula (CMA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis isolat CMA untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai. Percobaan dilaksanakan selama 2 bulan di Rumah Kaca Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu tanpa inokulasi/kontrol negatif (M0), 50 spora CMA (M1), 100 spora CMA (M2), 150 spora CMA (M3), dan pupuk ZA/kontrol positif (M4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi spora cendawan mikoriza arbuskula (CMA) lokal Bali pada tanaman kedelai (Glycine max L.) menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) pada jumlah daun, panjang daun, bobot basah akar, dan persentase kolonisasi mikoriza pada akar kedelai. Parameter tinggi tanaman, lebar daun, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) pada uji ANOVA taraf 5%. Dosis 50 butir spora CMA (M1) merupakan dosis inokulan yang mampu untuk meningkatkan jumlah daun, panjang daun, bobot basah akar, dan persentase kolonisasi mikoriza pada akar kedelai.