Journal article
Penyesuaian dan Kepuasan Perkawinan pada Perempuan Bali yang Tinggal di Keluarga Inti dan Keluarga Batih
Indri Oktavia Rospita MADE DIAH LESTARI
Volume : 3 Nomor : 3 Published : 2016, November
jurnal psikologi udayana
Abstrak
Kepuasan perkawinan bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai terutama bagi istri. Ibrahim (2002) menjelaskan bahwa jumlah kepuasan perkawinan yang dirasakan istri lebih sedikit dibandingkan dengan suami. Surya (2001) mengatakan bahwa untuk mencapai perkawinan yang sukses, individu harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang utama dalam keseluruhan proses kehidupan perkawinan adalah penyesuaian perkawinan. Penyesuaian perkawinan akan terasa lebih komplek pada istri yang tinggal bersama mertua. Perempuan Bali yang telah melangsungkan perkawinan dan belum mampu memiliki rumah sendiri diwajibkan untuk tinggal di keluarga batih suami yang biasanya terdiri dari mertua dan ipar. Pada masyarakat Bali dikenal juga tipe perkawinan lain yaitu keluarga inti. Pada tipe perkawinan ini pasangan suami istri tidak tinggal bersama keluarga batih suami atau istri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian dan kepuasan perkawinan pada perempuan Bali yang tinggal di keluarga inti dan keluarga batih serta untuk mengetahui perbedaan penyesuaian dan kepuasan perkawinan pada perempuan Bali yang tinggal di keluarga inti dan keluarga batih. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek berjumlah 116 orang perempuan Bali yang sudah kawin. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penyesuaian dan kepuasan perkawinan pada perempuan Bali yang tinggal di keluarga inti dengan koefisien korelasi 0,353 (r>0,05) dan angka probabilitas 0,007 (p<0,05). Hasil yang sama ditemukan pada perempuan Bali yang tinggal di keluarga batih dengan koefisien korelasi 0,518 (r>0,05) dan angka probabilitas 0,000 (p<0,05). Tidak adanya perbedaan penyesuaian dan kepuasan perkawinan pada perempuan Bali yang tinggal di keluarga inti dengan yang tinggal di keluarga batih.