Journal article

MAYA INDEX DAN KEPADATAN LARVA Aedes aegypti TERHADAP INFEKSI DENGUE

SANG GEDE PURNAMA Tri Baskoro

Volume : 16 Nomor : 2 Published : 2012, December

Makara

Abstrak

Kecamatan Denpasar Selatan merupakan salah satu daerah dengan kasus demam berdarah dengue paling tinggi di Provinsi Bali. Jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk dan kepadatan jentik dapat menjadi salah satu faktor risiko yang mempengaruhi penyebaran nyamuk. Maya index merupakan indikator untuk mengukur jumlah tempat penampungan air yang dapat sebagai tempat berkembang biak nyamuk. Mengetahui hubungan antara tingkat maya index serta kepadatan jentik dan pupa Ae. aegypti terhadap infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi lapangan pada 150 responden. Survei entomologi dengan indikator maya index, house index (HI), container index (CI), Breteau index (BI), dan pupa index (PI) untuk melihat kepadatan larva dan pupa di daerah survei. Risiko penularan DBD dikategorikan ringan, sedang, dan berat bedasarkan density figure. Tempat penampungan air yang diperiksa pada sebanyak 1.215 kontainer, yaitu pada kasus 675 buah dan pada kontrol 540 buah. Tempat penampungan air (TPA) paling banyak jentik yakni bak mandi (29,27%), dispenser (18,29%), wadah tirta (10,98%), sumur (10,98%). Status Maya index rendah pada kasus (24%) lebih kecil dibandingkan dengan kontrol (37,33%). Nilai HI = 23,33; CI = 10,69; BI = 55; PI = 15,33. Berdasarkan indikator HI dan CI Kecamatan Denpasar Selatan berarti memiliki risiko penularan sedang terhadap penyebaran penyakit DBD. Berdasarkan BI, memiliki risiko penularan tinggi terhadap penyebaran penyakit demam berdarah dengue. Berdasarkan maya index menunjukkan rumah kasus berisiko tinggi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dibandingkan dengan rumah kontrol. House index, Breteau index, container index, pupa index dan maya index memiliki hubungan dengan kejadian DBD. Jenis tempat penampungan air yang paling berisiko adalah bak mandi.