Journal article
Kebutuhan Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa B Negeri Singaraja Bali
Nyoman Sri Ariantini DESAK PUTU YULI KURNIATI DYAH PRADNYAPARAMITA DUARSA
Volume : 2 Nomor : 2 Published : 2019, August
Indonesian Journal of Health Research
Abstrak
Pendahuluan.Remaja tunarungu banyak mendapat hambatan dimasyarakat karena keterbatasan yang dimiliki, termasuk dalam memperoleh informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan reproduksi pada siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) B Negeri Singaraja. Metode.Rancangan penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan di SLB B Negeri Singaraja menggunakan metode wawancara mendalam kepada 19 informan, dan sampel diambil dengan cara purposive yang terdiri dari 10 orang siswa tunarungu, 1 orangkepala sekolah, 5 orang guru, dan 3 orang tua/wali siswa. Data dianalisis menggunakan metode tematik. Hasil.Sebagian besar siswa tunarungu belum memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Perilaku siswa tunarungu terkait kesehatan reproduksi samaseperti remaja pada umumnya. Kebutuhan terkait pendidikan kesehatan reproduksi terdiri dari materi yang sesuai dengan usia, media pembelajaran yang sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki, dan metode pemberian informasiyang bersifat kontekstual dan nyata, sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Guru masih mengalami hambatan dalam pemberian pendidikan kesehatan reproduksi walaupun telah tersedia modul bagi remaja tunarungu. Kesimpulan.Siswa tunarungu di SLB B Negeri Singaraja membutuhkan lebih banyak gambar maupun video pembelajaran yang lebih sederhana yang disertai teks tertulis maupun gerakan bahasa isyarat sehingga lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, dimana materi pendidikan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan adalah materi yang sesuai dengan usia dan perkembangan dari masing-masing individu, sedangkan metode pembelajaran kesehatan reproduksi yang dibutuhkan siswa tunarungu adalah metode pembelajaran yang lebih sederhana dengan tetap menggunakan gerakan bahasa isyarat.