Journal article
Konflik peran pada jero yang menjalani prosesi ngerawang Di kabupaten Bangli
Ni Luh Mas Ristha Cempaka DAVID HIZKIA TOBING
Volume : 6 Nomor : 2 Published : 2019, April
jurnal psikologi udayana
Abstrak
Bali sangat terkenal dengan kebudayaan dan upacara-upacara adat yang hingga saat ini masih dilestarikan. Salah satu upacara adat yaitu ngerawang merupakan upacara agama yang hingga saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat salah satu desa di Kabupaten Bangli. Individu yang telah melaksanakan upacara ngerawang memiliki sebutan sebagai seorang jero dan harus melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pemimpin upacara. Seorang jero juga memiliki peran-peran lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun peran sebagai seorang jero tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Individu yang tidak dapat menjalankan peran-peran yang dimiliki dengan baik, dapat menimbulkan permasalahan yang memicu timbulnya konflik antar peran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui konflik peran pada jero yang menjalani prosesi ngerawang kabupaten Bangli. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah responden pada penelitian ini adalah dua orang. Responden pertama berjenis kelamin laki-laki, berusia 35 tahun dengan pekerjaan utama sebagai seorang guru dan responden kedua berjenis kelamin perempuan berusia 24 tahun yang bekerja sebagai bidan. Kedua responden penelitian ini menjalankan prosesi ngerawang dan memiliki peran sebagai jero. Penelitian ini menghasilkan dua tema temuan, yaitu tema pertama adalah pengalaman awal responden sebelum melaksanakan prosesi ngerawang dan tema kedua adalah konflik peran yang merupakan temuan utama dalam penelitian ini. Kata kunci: Jero, konflik, konflik peran, ngerawang