Journal article

Emboli Paru Pasca Penerbangan

I Wayan Aryabiantara Marilaeta Cindyani

Volume : 48 Nomor : 1 Published : 2017, January

Medicina

Abstrak

Emboli paru akut merupakan salah satu kegawatdaruratan respirasi yang memiliki angka kematian yang tinggi. Emboli paru dapat berasal dari daerah lain dalam tubuh, dan ternyata dapat terjadi pada situasi yang tidak umum, misalnya pada individu yang melakukan penerbangan. Insiden emboli paru pada penerbangan yang tercatat dalam literatur adalah sangat kecil yakni 0,4 per sejuta penumpang. Namun bukan berarti hal ini tidak mungkin terjadi dan dapat menimpa siapa saja. Emboli paru pasca penerbangan merupakan komplikasi fatal dari trombosis vena dalam atau DVT (deep vein thrombosis). Durasi penerbangan yang lebih dari 2 jam, kapasitas tempat duduk penumpang yang sempit, serta risiko dehidrasi selama durasi penerbangan akan menyebabkan risiko lambatnya sirkulasi yang mengarah pada DVT. Pencegahan yang dini akan lebih menguntungkan dibanding tindakan penanganan pada kasus akut dengan mortalitas tinggi seperti penyakit ini. Pencegahan terbagi menjadi yang bersifat konservatif seperti memecah rute penerbangan yang dijalani, melakukan pelemasan otot tungkai dengan berdiri dan berjalan saat di pesawat bila sudah melewati 1-2 jam duduk di kursi penumpang, menjaga kondisi hidrasi selama penerbangan, menghindari konsumsi alkohol, serta pemakaian stocking khusus untuk pencegahan DVT. Sedangkan pencegahan medikamentosa lebih disarankan untuk para penumpang yang memiliki risiko tinggi terjadi DVT yakni dengan pengguanaan antikoagulan baik oral maupun subkutan.