Journal article
Seroprevalensi yang Tinggi dan Faktor-Faktor Risiko Toksoplasmosis pada Darah Donor dan Wanita di Bali
DEWA AYU AGUS SRI LAKSEMI prof wayan tunas artama Dr.dr mahardika A wijayanti
Volume : 0 Nomor : 0 Published : 2013, June
jurnal Veteriner Udayana
Abstrak
ABSTRAK Toksoplasmosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting karena distribusi infeksi luas, dampak ekonomi, dan sosial tinggi akibat kecacatan yang tinggi berupa keterbelakangan mental dan kebutaan pada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seroprevalensi toksoplasmosis pada darah donor dan wanita dengan menggunakan protein rekombinan GRA-1 isolat lokal sebagai alat diagnostik serta mengetahui hubungan faktor resiko pada kejadian toksoplasmosis seperti kepemilikan kucing, pola makan dan makanan, kontak dengan daging mentah, pekerjaan kontak dengan tanah. Sampel serum dikumpulkan dari donor dengan metode consecutive dan rancangan klaster sederhana pada wanita. Data demografi dan faktor risiko yang berkaitan dengan toksoplasmosis didapat menggunakan kuisioner. Hasil penelitian diperoleh seroprevalensi toksoplasmosis pada darah donor di Bali adalah 35,9%, sedangkan pada wanita adalah 63,9%. Seroprevalensi donor di Kabupaten Badung 29,2%, Tabanan 36,8%, Gianyar 25%, Denpasar 41,1%, Klungkung 25%, dan Bangli 8,3%. Seroprevalensi toksoplasmosis pada wanita di Kabupaten Badung 33,3%, Tabanan 66,5%, Gianyar 82,5%, Denpasar 71,1%, Klungkung 81,5% dan Bangli 16,7%. Faktor risiko yang berkaitan dengan toksoplasmosis pada donor dan wanita di Bali adalah pola makan dan pekerjaan yang kontak dengan tanah. Seroprevalensi toksoplasmosis pada donor dan wanita di Bali relatif tinggi berkaitan dengan budaya lokal masyarakat bali mengkonsumsi daging berupa lawar dan sate setengah matang. Kata-kata kunci: Toxoplasma gondii- rGRA-1- indirek ELISA-IgG -IgM