Journal article
KARAKTERISTIK HASIL PEMERIKSAAN SITOLOGIK DAN PCR DARI ASPIRAT FINE NEEDLE ASPIRATION (FNA) PEMBESARAN KELENJAR GETAH BENING LEHER DENGAN DIAGNOSIS KLINIS TUBERKULOSIS KELENJAR
Ni Wayan Winarti Ni Putu Sriwidyani
Volume : 43 Nomor : 3 Published : 2012, September
Medicina
Abstrak
Diagnosis TB kelenjar sampai saat ini masih merupakan masalah, karena lesi bersifat pausibasiler. Pemeriksaan baku emas biopsi histopatologik relatif mahal dan lama, sehingga sering digantikan dengan FNA. Dari aspirat FNA dapat dilakukan pemeriksaan sitologi dan PCR, namun belum tersedia data tentang karakteristik hasil pemeriksaan kedua metode ini. Karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menunjang pengembangan ilmu maupun peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penelitian ini bersifat cross sectional, dilakukan mulai 1 Januari 2011-31 Desember 2011 di laboratorium Patologi Anatomi FK Unud/RSUP Sanglah dan laboratorium Biomolekuler FK Unud. Sampel adalah penderita yang secara klinis didiagnosis TB kelenjar dan memenuhi kriteria eligibilitas. Selama kurun waktu 6 bulan, diperoleh 46 kasus terdiri dari 30 orang (65%) wanita dan 16 orang (35%) pria, dengan rentang umur 5 sampai 83 tahun. Kelompok umur tertinggi yaitu 30-39 tahun (39%). Hasil pemeriksaan sitologik positif TB ditemukan pada 22 kasus (48%), sedangkan PCR semuanya negatif (DNA M. tuberkulosis tidak terdeteksi). Karakter pembesaran kelenjar antara sitologi TB dan bukan TB berbeda signi? kan dalam hal rasa nyeri, namun tidak berbeda dari segi jumlah kelenjar yang membesar, lokasi, sifat, ? ksasi maupun awitannya. Tidak tampak pula perbedaan signi? kan dari hasil pemeriksaan sitologik antara kelenjar dengan skor 1-3 dengan skor 4-6, jika setiap karakter klinis diberi skor 1. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa untuk mendeteksi TB kelenjar dari spesimen FNA, pemeriksaan sitologik menunjukkan hasil lebih baik daripada PCR. [MEDICINA. 2012;43:153-7].