Journal article

PENGUATAN QUADRICEPS MENGGUNAKAN METODE CLOSED KINETIC CHAIN LEBIH MENJAGA SUDUT QUADRICEPS (Q ANGLE) DIBANDING DENGAN OPEN KINETIC CHAIN PADA SUBJEK DENGAN ABNORMAL SUDUT QUADRICEPS

Aditya Johan Romadhon I PUTU GEDE ADIATMIKA Muh. Ali Imron I WAYAN WETA I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti Munawwarah

Volume : 5 Nomor : 3 Published : 2017, September

Sport and Fitness Journal

Abstrak

Pendahuluan: Pelatihan penguatan quadriceps sering kita jumpai dalam program penguatan otot di tempat fitness ataupun pada klinik rehabilitasi fisioterapi. Terdapat dua metode dalam melakukan penguatan quadriceps yaitu metode closed kinetic chain dan open kinetic chain. Banyak peneliti lebih memfokuskan kedua ini pada subjek patellofemoral syndrome untuk memperbaiki kualitas nyeri, kemampuan fungsional dan penurunan sudut quadriceps. Kedua metode ini dapat dijadikan sarana pencegahan resiko patellofemoral pain syndrome terhadap asymptomatic subjek dengan abnormal sudut quadriceps. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pelatihan penguatan quadriceps menggunakan metode closed kinetic chain dan open kinetic chain dalam menjaga sudut quadriceps pada subjek dengan abnormal sudut quadriceps. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan membandingkan metode closed kinetic chain dan open kinetic chain dalam menjaga sudut quadriceps pada subjek dengan abnormal sudut quadriceps, sampel berjumlah 36 orang, berjenis kelamin laki-laki dengan usia 15-21 tahun, sampel dibagi menjadi 2 Kelompok, Kelompok 1 diberikan closed kinetic chain sedangkan Kelompok 2 diberikan open kinetic chain, dilakukan pengukuran sudut quadriceps pada sampel sebelum dan sesudah perlakuan penelitian. Hasil: Kedua metode penguatan quadriceps closed dan open kinetic chain pada penelitian ini sama-sama memiliki kemampuan dalam menjaga sudut quadriceps, pada Kelompok 1 setelah dilakukan paired t test didapatkan rerata nilai sudut quadriceps kanan 13,38 ± 2,93 derajat dan sudut quadriceps kiri 12,88 ± 2,44 derajat dengan nilai kebermaknaan p = 0,001 begitu pula pada Kelompok 2 setelah dilakukan paired t test didapatkan nilai rerata sudut quadriceps 15,66 ± 2,74 derajat, sedangkan sudut quadriceps kiri 15,38 ± 3,22 derajat dengan nilai kebermaknaan p = 0,001, namun metode closed kinetic chain lebih efektif dalam menjaga sudut quadriceps dibanding dengan open kinetic chain dengan dilakukan independent t test didapat nilai p < 0,05. Simpulan: Dengan demikian hal ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca baik pelaku olahraga, pelatih fitness dan fisioterapis agar lebih cerdas dalam memilih atau membuat program latihan penguatan quadriceps yang tepat. Oleh Karena itu disarankan kepada seseorang yang memiliki sudut quadriceps yang abnormal dapat dipilih metode closed kinetic chain sebagai program latihan utama dalam pelatihan penguatan quadriceps