Journal article

HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) LEBIH MENINGKATKAN AMBANG ANAEROBIK DARIPADA STEADY STATE TRAINING (SST) PADA SISWA ANGGOTA KELOMPOK EKSTRAKURIKULER ATLETIK LARI JARAK PENDEK DI DENPASAR

Indira Vidiari Juhanna I PUTU GEDE ADIATMIKA LUH MADE INDAH SRI HANDARI ADIPUTRA

Volume : 5 Nomor : 3 Published : 2017, October

Sport and Fitness Journal

Abstrak

ABSTRAK Ambang anaerobik adalah tingkat konsumsi oksigen dimana ada peningkatan konsentrasi laktat darah secara pesat dan sistemik, salah satu bentuk latihan adalah high intensity interval training (HIIT), yaitu latihan dengan beban di atas ambang anaerobik dalam waktu singkat dan diselingi dengan periode pemulihan aktif. Bentuk latihan lain yang dapat meningkatkan ambang anaerobik adalah steady state training (SST), merupakan latihan dengan beban mendekati ambang anaerobik dengan waktu yang konstan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas HIIT dan SST pada kelompok siswa anggota kelompok ekstrakurikuler atletik lari jarak pendek di Denpasar. Penelitian eksperimental dengan rancangan pretest and post test group design selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Sampel penelitian berjumlah 24 orang yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok 1 diberi HIIT dengan beban latihan 95% denyut nadi maksimal dan Kelompok 2 diberi SST dengan beban latihan 80 % denyut nadi maksimal. Pengukuran ambang anaerobik dengan cara menentukan Heart Rate Deflection Point (HRDP) menurut Conconi track protocol. Hasil penelitian pada kedua kelompok didapatkan rerata usia subjek 12-16 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 50-65 kg, tinggi badan 160-178 cm, dan IMT 16,33-22,27 kg/m 2 . Rerata ambang anaerobik sebelum HIIT 178,17±2,368 x/menit, sedangkan sesudah HIIT menjadi 197,83±3,460 x/menit. Rerata ambang anaerobik sebelum SST 177,17±1,586x/menit, sedangkan sesudah SST menjadi 185,25±1,288x/menit. Uji beda rerata nilai ambang anaerobik pretest antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 didapat nilai p=0,237 (p>0,05). Uji beda rerata peningkatan ambang anaerobik pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 dengan menggunakan Independent t-Test pada data post test kedua kelompok menunjukkan bahwa p = 0,01 (p< 0.05). Disimpulkan HIIT lebih meningkatkan ambang anaerobik daripada SST pada kelompok siswa anggota kelompok ekstrakurikuler atletik lari jarak pendek di Denpasar. Saran untuk penelitian ini diharapkan para pelatih dapat memberikan pelatihan secara benar dan menggunakan metode monitoring evaluasi HRDP dalam meningkatkan pencapaian prestasi atlet Kata kunci : high intensity interval training, steady state training, ambang anaerobik, Conconi track protocol, atletik lari jarak pendek.