Journal article

Memperhalus Cerita Rakyat untuk Pembentukan Karakter Kajian atas Narasi Kekerasan dalam Cerita Rakyat bali dan Jepang

IDA AYU LAKSMITA SARI

Volume : 1 Nomor : 1 Published : 2019, February

PUSPITA BUDAYA

Abstrak

Cerita rakyat Bali yang ditargetkan untuk anak-anak banyak sekali yang berisi narasi kekerasan, penyiksaan, dan kekejaman. Dalam kisahnya, tokoh protagonis dan antagonis senantiasa terlibat dalam konflik yang klimaksnya berisi tindakan kekerasan seperti membunuh atau mencincang badan. Hal ini terasa kontradiktif dengan keinginan untuk menjadikan cerita rakyat itu sebagai kisah-kisah mulia untuk memperhalus karakter anak-anak. Makalah ini menganalisis aspek-aspek kekerasan dalam cerita rakyat Bali yang diperuntukkan bagi anak-anak. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan objektif, analisis terhadap narasi kekerasan dongeng Bali dikomparasikan dengan cerita rakyat Jepang, negeri yang juga kaya akan tradisi lisan jenis cerita untuk konsumsi anak-anak. Pertanyaan yang diangkat dalam makalah ini adalah apakah narasi kekerasan dalam dongeng Bali untuk kosumsi anak-anak mesti dipertahakan?; tidakkah narasi itu berbahaya bagi imajinasi anak yang mudah meniru?; apakah masuk akal mengadaptasi cerita-cerita konsumsi anak-anak dengan menghaluskan narasi kekerasan tanpa dituduh mengubah struktur, isi, dan amanat cerita? Dengan analisis struktur dan isi secara komparatif antara dongeng Bali dengan dongeng anak-anak Jepang, makalah ini berpendapat perlunya pengarang, penutur, tukang cerita, pemerhati sastra di Bali, dan orang tua untuk merekonstruksi atau mengadaptasi cerita-cerita tanpa kehilangan daya tarik dan pesan mulia untuk pembentukan karakter anak-anak. Kata kunci: kekerasan, analisis komparatif, cerita rakyat, Bali, Jepang