Journal article
Illocutionary and Perlocutionary Acts in the Movie Script Entitled 'CBGB'
I Gde Pasek Kamajaya NI KETUT ALIT IDA SETIANINGSIH NI MADE SUWARI ANTARI
Volume : 19 Nomor : 1 Published : 2017, May
OJS Unud
Abstrak
Judul skripsi ini adalah Tindak Ilokusi dan Perlokusi di dalam Naskah Film Berjudul “CBGB”. Penelitian ini difokuskan pada pembahasan tindakan ilokusi dan tindakan perlokusi, yang mana ada sebuah aksi dalam melakukan tindakan melalui ucapan dan reaksi terhadap tindakan tersebut. Sumber data dari penelitian ini diambil dari ucapan-ucapan dalam film berjudul “CBGB”. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode dokumentasi dengan mengamati dan menonton film kemudian menuliskan percakapan yang dianggap data yang cocok. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan mengklasifikasikan data ke dalam lima jenis ilokusi besert dengan penjelasan maknanya dan tindakan perlokusi yang terjadi berdasarkan ilokusi tersebut. Ada dua teori utama yang digunakan dalam menganalisis data, yang pertama adalah teori jenis tindakani lokusi oleh Searle (1976) dan didukung oleh Yule (1996). Teori ini digunakan untuk menganalisis jenis tindak ilokusi terhadap ucapan-ucapan di dalam film. Yang kedua adalah teori Prinsip kooperatif Perlokusi oleh Attardo (1997) untuk menganalisis tindakan perlokusi yang terjadi dalam penelitian ini dan di dukung oleh teori Etnografi untuk menentukan kebenaran dari penjelasan diatas melalui konteks situasi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada lima jenist indakan ilokusi yang ditemukan dalam film, diantaranya adalah (1) representatif, (2) Direktif, (3) Comisif, (4) ekspresif, dan (5) Deklarasi. Contoh-contoh yang ditemukan mengenai jenis tersebut, ada yang membual, menyimpulkan, mengklaim, menyarankan, meminta, peringatan, menawarkan, menjanjikan, mengancam, memuji, memberiselamat, menyalahkan, danpem berhentian. Tindakan perlocutionary yang ditemukan melibatkan tiga macam situasi. Pertama, tujuan pembicara benar-benar dipahami oleh pendengar dan tindakan dilakukan sesuai dengan tujuan ini. Kedua, tujuan dari pembicara tidak dipahami oleh pendengar dan secra alami tindak perlokusi yang dimaksud tidak muncul. Ketiga, tujuan dari pembicara dipahami oleh pendengar, tetapi tindak perlokusi yang dimaksud tidak muncul karena pendengar sengaja mencemooh prinsip komunikatifnya. Kemudian ilmu Etnografi benar-benar mempengaruhi hasil dari tindakan perlokusi.