Journal article
Klasifikasi, Manfaatguna Pepohonan dan Pelestarian Lingkungan Studi Teks Aji Janantaka
I WAYAN SUARDIANA
Volume : 21 Nomor : 2 Published : 2012, September
Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional
Abstrak
Abstrak Tradisi tulis masyarakat Bali sebagaimana halnya dengan tradisi tulis masyarakat Nusantara sangat kaya akan nilai-nilai. Nilai-nilai itu penting untuk selalu diwacanakan dan disebarluaskan agar senantiasa dapat dipahami oleh masyarakat luas. Selain untuk dipahami, tujuan akhir yang ingin didapatkan adalah diimplementasikannya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata agar tercapainya kehidupan yang lebih baik dan beradab. Satu dari sekian banyak tradisi tulis masyarakat Bali yang isinya memiliki nilai ekonomis dan sosial religius serta berdampak nyata bagi lingkungan hidup adalah teks Aji Janàntaka. Teks ini unik karena menguraikan fungsi khusus dari pepohonan sesuai dengan jenisnya. Sebagaimana judulnya “Aji Janàntaka” maka teks ini merupakan teks tutur (ajaran) yang intinya dimaksudkan agar selalu diingat oleh sekalian umat manusia demi keharmonisan antara Sang Pencipta, Ciptaannya, dan Lingkungannya. Konsep itu merupakan cikal bakal dari filosofi “Tri Hita Karana” di Bali. Terselamatkannya alam dari berbagai bencana bila masyarakat mampu mengharmoniskan konsep Tri Hita Karana tersebut. Salah satu aspek nyata adalah pemahaman yang holistik bagi masyarakat tentang penanaman pohon sesuai dengan manfaatgunanya bagi kehidupan itu sendiri. Artinya, bila pohon telah memiliki nilai guna secara religius, maka nilai-nilai yang lainnya akan senantiasa terpenuhi. Teks Aji Janàntaka telah membuktikan bahwa semakin tinggi fungsi religius suatu pohon kayu maka semakin tinggi pula nilai ekonominya. Selanjutnya, semakin memiliki nilai ekonomis, hendaknya semakin banyak pula pohon itu dipelihara oleh masyarakat. Implikasinya terhadap alam juga menampakkan hubungan yang semakin harmonis, sebab, alam yang lestari bila masyarakat menanam pepohonan (terutama pepohonan keras) yang seimbang dengan kebutuhan lingkungan. Dengan demikian, ekosistem akan berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sebagaimana tersurat dalam teks Aji Janàntaka, di Bali, bahan membuat arca hanya diperkenankan memakai kayu cendana, majagau, dan cempaka (kayu ini tergolong kayu merik, yakni jenis pepohonan yang berbunga harum). Pohon kayu yang juga direkomendasikan sebagai bahan untuk membangun tempat suci hanya kayu yang memiliki klasifikasi merik di atas. Sedangkan pohon kayu yang boleh dijadikan sebagai bahan bangunan rumah tempat tinggal diklasifikasikan memiliki wangsa sesuai dengan klasifikasi Prabhu, Patih, Arya, Rangga, Dêmung, Dêmang, Tumênggung, Pacalang, Påbêkêl, Kliyan Banjar, Kasinoman, dan Juru Arah. Pohon kayu tersebut dapat digunakan sebagai bahan bangunan sudah tentu harus disesuaikan pula dengan ketahanan pohon bersangkutan. Semakin suci klasifikasi pohon kayu, semakin tinggi nilai ekonomisnya. Semakin memiliki nilai ekonomis tinggi, diharapkan semakin banyak pula masyarakat menanam jenis pepohonan dimaksud. Dengan demikian, semakin bermutu pula lingkungan hidup manusia karena jenis pohon kayu itu kebanyakan tergolong jenis kayu keras yang mampu mengatur ekosistem di bumi. Kata kunci: Klasifikasi, manfaatguna, pelestarian lingkungan, teks Aji Jan?ntaka Abstract: Abstract: The written tradition Balinese people in accordance with written tradition Indonesian people have many values. Those values are very important to be discoursed and be spread in order to be understood by public. Beside of understanding, final destination is the implementation of those values on real life to find a better life. One of those written tradition Balinese people which has economic and social religious values also has real impact for the environmental is Aji Jan?ntaka text. This is a unique text because it describes special function of trees based on their classification. From the title point of view “Aji Jan?ntaka“ this is belong to speech text in order to be remembered by all the people, for the harmony between the God, the creation and the environment. This concept is the resources of Tri Hita Karana philosophy in Bali. The Universe will be saved from disaster if the people be able to harmony the Tri Hita Karana concept. One of the real aspect is holistic comprehend for the people about planting tree in accordance with the function of life itself. It’s mean if the tree has already have religious value, it will fulfill other values. Aji Jan?ntaka text has proved that the more the religious function of the tree, the more it’s economic value. Then, the more the economic values, must be more people will plant it. The implication to the universe will describe harmony relation, because eternal universal if the people plant some tree (especially hard wood) which has balance with the environment necessity. Therefore, it’s create the ecosystem with the function itself. As written on Aji Jan?ntaka text, in Bali, the material of statue only with Cendana, Majegau and Cempaka (this is belong to Merik wood, it’s mean the tree which has a good smell flower). The tree which has recommended to be the material of holy place, only the tree that has Merik classification as mentioned above. Then the tree which is able to be the material of house construction to be classified has wangsa in concern with their classification Prabhu, Patih, Arya, Rangga, Demung, Demang, Tumenggung Pacalang, Påbêkêl, Klian Banjar, Kasinoman, dan Juru Arah.That tree is able to be used for the house construction must be suitable with the resistance of the tree itself. The more holy the tree classification, the more the economic value. The more the economic value, more people will plant the kind of this tree. Therefore, the more qualified of people environment because most of them belong to hard woods which are able to arrange the universal ecosystem. Keywords: Classification, Functional, Environmental Conservation, Aji Janàntaka Text.