Journal article

Wacana Ksatria dalam Tutur Candrabherawa

Vivi Nilasari I MADE WIJANA I NYOMAN SUARKA

Volume : 0 Nomor : 1 Published : 2019, October

SASTRA GOCARA JOURNAL OF OLD JAVANESE STUDIES

Abstrak

Kesatria merupakan kasta atau warna dalam agama Hindu. Kasta kesatria merupakan bangsawan dan tokoh masyarakat yang bertugas sebagai penegak keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau kaum lemah karena ketidakadilan dan ketidakbenaran. Tugas utama seorang kesatria adalah menegakkan kebenaran, bertanggung jawab, lugas, cekatan, pelopor, memperhatikan keselamatan dan keamanan, adil, dan selalu siap berkorban untuk tegaknya kebenaran dan keadilan. Terdapat teks sastra klasik yang membahas tentang kesatria, yaitu Tutur Candrabherawa. Teks Tutur Candarabherawa menceritakan tentang perbedaan keyakinan yang dianut oleh Yudhistira dan Kresna, Raja Astina-Dwarawati dengan Sri Candrabherawa, Raja Dewantara. Yudhistira dan Kresna menganut Siwaisme yang menekankan ajaran Karma Sanyasa, sedangkan Sri Candrabherawa menganut Budhisme menekankan ajaran Yoga Sanyasa. Pada akhir cerita kedua kerajaan tersebut berdamai ditandai dengan penyatuan kedua keyakinan yang disebut keyakinan Siwa Buddha. Teks tersebut sarat dengan ajaran tentang kewiraan/kesatria, yang dapat dijadikan contoh untuk etika kepemimpinan. Penelitian ini memfokuskan dua permasalahan diantaranya: (1) Bagaimana wacana mengenai kesatria dalam Tutur Candrabherawa?, dan (2) Bagaimana konteks dari wacana tersebut di masyarakat?. Naskah Tutur Candrabherawa meskipun berupa teks, namun tidak dapat dipisahkan dari konteksnya di masyarakat karena sebuah teks tentu tidak dapat terlepas dari konteksnya. Kata Kunci : wacana, tutur, kesatria