Journal article
Proses Pembalian Bismaparwa Serta Kakawin Bharatayuda ke dalam Geguritan Salya
LUH PUTU PUSPAWATI I MADE SUASTIKA I KETUT JIRNAYA I WAYAN SUKERSA
Volume : 22 Nomor : 1 Published : 2017, February
Jnana Budaya
Abstrak
Kisah Raja Salya yang dikemas dalam bentuk geguritan (puisi berirama) adalah hasil proses transformasi Mahabarata menjadi Geguritan Bali Salya. Sebelum itu, Bismaparwa secara khusus diubah menjadi Bharatayuda. Sumbernya tidak hanya Bharatayuda tapi juga Udyogaparwa dan Salyaparwain yang diceritakan bahwa Raja Salya dibunuh oleh Raja Yudistira. Dikisahkan juga bahwa Satyawati, istri Salya, sangat romantis. Selain itu, pertemuan terakhirnya dengan dia dan bagaimana dia mencari mayatnya di Kuruksetra. Proses transformasi ke geguritan Bali dapat dijelaskan dari tiga aspek: dari prosa Jawa Kuno menjadi Geguritan (puisi berirama), dan dari bahasa Jawa Kuno menjadi bahasa Bali dengan fungsi estetika. Dari aspek sastra, plotnya dipersingkat; satu-satunya ritual Majaya-jaya, kematian Salya dan pertemuan terakhirnya dengan Satyawati, istrinya, diadopsi. Dari aspek budaya, geguritan Salya sering dibacakan saat ada kegiatan budaya seperti magegitan atau mageguritan dan Majaya-jaya (ritual yang dilakukan untuk penobatan) yang dilakukan oleh Priest astasani untuk Raja Salya Kata kunci: proses transformasi, bhismaparwa, bharatayudha, kuruksetra